Page 285 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 285
260 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
Hal ini pada kenyataannya menimbulkan dampak yang
luar biasa bagi penduduk lokal. Penelitian yang telah dilakukan
menunjukan adanya peningkatan konlik antara masyarakat di
desa Tumbit Dayak dan Tumbit Melayu serta PT Berau Coal. Tidak
hanya pada pengoperasian pertambangan yang dilakukan diatas
hutan adat, tetapi juga pertambangan yang dilakukan dengan
metode peledakan untuk penggalian, berdampak negatif pada
sumber penghidupan masyarakat di sekitarnya. Kebun coklat
dan pisang milik masyarakat mengalami ganggungan produksi
akibat debu dalam jumlah besar yang selalu dihasilkan setiap kali
peledakan dilakukan. Lapangan kerja dan penurunan kemiskinan
yang dijanjikan melalui pekerjaan alternatif yang muncul dari
pertambangan, kenyataannya menghadirkan kondisi yang sulit.
Pertambangan merupakan industri yang sangat kapitalis, sehingga
sulit menyediakan pekerjaan untuk penduduk lokal. Hanya sekitar
10% yang bisa bekerja di pertambangan. Sementara itu, praktik logging
juga semakin meningkat. Operasi penebangan ini banyak terjadi di
wilayah yang dianggap sakral atau keramat seperti misalnya di hulu
Sungai Segah. Hal ini memicu berbagai konlik dengan masyarakat
asli Dayak yang telah turun temurun hidup di wilayah ini. Mereka
mengembangkan hutan untuk sistem livelihood dari peladangan
berpindah, mengumpulkan hasil hutan atau kombinasi keduanya.
Dalam banyak kasus, area peladangan berpindah termasuk dalam
wilayah konsesi perusahaan logging. Wilayah konsesi ini dianggap
kegiatan ilegal dan memicu konlik langsung berkaitan dengan
ketahanan pangan masyarakat Dayak. Seperti halnya yang terjadi
di Vietnam, kawasan hutan tidak lagi memiliki sumber pangan dan
tanaman pangan. Akibatnya timbullah konlik yang serius dengan
komunitas lokal yang terjadi sejak tahun 2001. Sebagai contoh
masyarakat yang tinggal di 5 desa di kawasan hulu Sungai Segah
(Long Laai, Long Ayap, Loang Ayan, Long Pai dan Long Oking) yang
menolak operasi perusahaan logging di wilayah mereka. Selain telah
mengambil kawasan peladangan berpindah ke dalam area konsesi,
perusahaan logging juga harus bertanggung jawab pada praktik yang
memicu penurunan kualitas hutan akibat mengabaikan kewajiban
reforestasi, dengan cara menutup aliran air dengan kayu-kayu dan