Page 149 - Berangkat Dari Agraria
P. 149

126  Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
             agraria, perhutanan  sosial  serta peremajaan perkebunan rakyat.
             “Saya  ingin pastikan program prioritas  ini  tetap  berjalan  tetapi
             memerhatikan protokol kesehatan secara ketat,” kata presiden.


             Konsepsi
                 Konsep  reforma  agraria,  dalam hal  ini merupakan  program
             pemerintah  yang bukan hanya  ditujukan  untuk mengurangi
             ketimpangan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
             tanah namun juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

                 Reforma  agraria merupakan kombinasi kegiatan  penataan
             aset, yakni penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan
             dan pemanfaatan  tanah  berdasarkan  hukum  dan peraturan
             perundangan pertanahan, dengan penataan akses berupa pemberian
             pendampingan  bagi  subyek agar dapat  memanfaatkan  tanahnya
             secara optimal.

                 Pengertian utuh reforma  agraria  adalah penataan  kembali
             struktur penguasaan,  pemilikan,  penggunaan,  dan  pemanfaatan
             tanah  yang  lebih  berkeadilan  melalui  penataan aset dan disertai
             dengan  penataan  akses  untuk  kemakmuran  rakyat  Indonesia
             (Perpres 86/2018, Ayat 1). Dasar hukum pelaksanaan reforma agraria
             berdasarkan Pancasila, UUD 1945, UU 5/1960 (UUPA), TAP MPR RI
             No. IX/MPR/2001, UU 17/2007, Perpres 2/2015, dan Perpres 86/2018.

                 Penataan  agraria  dilaksanakan  secara  berkelanjutan.  Input
             dalam kegiatan penataan agraria ini adalah data spasial dan tekstual
             mengenai  ruang,  tanah dan  penduduk.  Sedangkan outputnya
             adalah tanah untuk kemakmuran rakyat berupa kepastian hak dan
             kesejahteraan  rakyat.  Penataan  penggunaan  tanah  dalam  sistem
             penataan agraria berkelanjutan ini bertujuan agar setiap penggunaan
             tanah dapat dilakukan secara efisien, efektif dan berdaya guna serta
             berhasil guna. Penataan dibatasi lima faktor; tata ruang tanah, tata
             guna tanah, hak atas tanah, kemampuan tanah, dan faktor pembatas
             lainnya dengan  memperhatikan  karakteristik  perkotaan atau
             pedesaan.
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154