Page 46 - Berangkat Dari Agraria
P. 46

BAB I  23
                                                Urgensi Pelaksanaan Reforma Agraria
             hak-hak  masyarakat  adat.  Perlu  diatur  pemetaan  wilayah/tanah
             dan  subyek/komunitas masyarakat  adat. Dibuat juga mekanisme
             pendaftaran dan  pengakuan wilayah  kuasa dan  pengelolaan
             masyarakat  adat. Ditetapkan kebijakan  penguatan hak  dan
             pemajuan sosial ekonomi masyarakat adat dalam pengelolaan tanah
             dan kekayaan alam.
                 Keempat, perlindungan dan pemberdayaan petani penggarap.
             Perlu diatur identifikasi kelompok/organisasi, serta  pembentukan
             dan  pengembangan kelembagaan  petani.  Perlu mekanisme
             pengadaan tanah bagi petani miskin, misalnya melalui redistribusi.
             Perlu penyediaan berbagai sarana pendukung untuk pengusahaan
             tanah  serta  membuka  jalan penataan produksi  dan pemasaran
             produk pertanian.
                 Kelima,  sinkronisasi dan  harmonisasi dengan  regulasi  lain
             dengan memosisikan UUPA  sebagai  rujukan.  Secara  substantif
             dan strategis, pertanahan harus ditempatkan sebagai matrik dasar
             keagrariaan. RUU  Pertanahan idealnya menjadi  simpul  regulasi
             sektoral sehingga UU lain dan regulasi di bawah UU menyesuaikan
             dengan isi UU Pertanahan. Kelembagaan agraria pun ditata ulang,
             misalnya menghidupkan kembali Kementerian Agraria.
                 RUU Pertanahan  perlu jika  diletakkan  dalam konteks
             pelaksanaan Ketetapan MPR IX  Tahun 2001  tentang Pembaruan
             Agraria  dan Pengelolaan Sumber Daya  Alam. Semangat  utama
             regulasi pertanahan harus memperkuat hak rakyat atas tanah.


             Operasionalkan UUPA
                 RUU  Pertanahan harus menjadi  bagian  dari  solusi,  bukan
             masalah baru. Perlu juga disinergikan inisiatif DPR yang juga tengah
             menyusun RUU Pertanahan dengan agenda-agenda legislasi terkait,
             seperti RUU Masyarakat Adat, RUU Perlindungan dan Pemberdayaan
             Petani, dan RUU Desa.
                 Agar RUU  Pertanahan mengakomodasi  suara masyarakat
             banyak, konsultasi publik penting digencarkan. Legislasi pertanahan
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51