Page 63 - Berangkat Dari Agraria
P. 63

40   Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
                 Reforma agraria sebagai agenda bangsa yang butuh momentum,
             kini  tengah di  persimpangan  jalan, cenderung  bergerak  ke arah
             melandai. Semoga saja tak pudar dan hilang musnah. Momentum
             untuk melaksanakan reforma agraria lahir ketika negara membuka
             pintu  untuk mendiskusikan lalu melahirkan kebijakan  sebagai
             acuan  untuk menyiapkan  dan menjalankannya. Di  samping itu,
             momentum juga lahir ketika  partisipasi  rakyat  yang mendorong
             pelaksanaan  reforma  agraria sudah sedemikian  menggebu  untuk
             bergandengan tangan dengan birokrasi pemerintah guna bersama
             menjalankannya.

                 Salah  satu  tujuan  reforma agraria,  seperti dalam  Perpres
             86/2018  tentang Reforma  Agraria ialah “Menciptakan lapangan
             kerja untuk  mengurangi  kemiskinan”.  Tanah, pekerjaan,  dan
             tingkat kesejahteraan warga terkait erat satu sama lainnya. Sudah
             lama  diketahui, Indonesia  sebagai negeri  agraris menjadikan
             sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian atau pekerjaan
             utama warganya.  Sedangkan  sempitnya atau  tiadanya  pemilikan
             tanah pertanian bagi petani berkorelasi positif terhadap minimnya
             lapangan pekerjaan bagi petani di pedesaan.

                 Dampak lebih lanjut dari minimnya pekerjaan di desa adalah
             berkurangnya  pendapatan warga desa dari  sektor  pertanian.
             Berkurangnya pendapatan  warga  menjadi  penyebab  meruyaknya
             kemiskinan di kawasan perdesaan.

                 Berbagai penelitian tentang kemiskinan di desa menunjukkan
             korelasi antara kemiskinan dan faktor kepemilikan tanah. Sementara
             itu, reforma agraria bermakna membuka lapangan kerja bagi warga
             desa guna mengurangi kemiskinan di pedesaan.

                 Redistribusi  tanah  sebagai  kegiatan pokok reforma  agraria
             ditempatkan sebagai cara Indonesia menyediakan tanah sebagai alat
             produksi yang utama dalam sistem mata pencaharian petani. Dengan
             tersedianya  tanah,  petani menjadi  punya lahan miliknya  sendiri
             yang dapat diusahakan --untuk pertanian, perkebunan, kehutanan,
             peternakan, pariwisata, dan lain-lain, yang akan menghadirkan dan
             meningkatkan pendapatan ekonominya.
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68