Page 67 - Berangkat Dari Agraria
P. 67

44   Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
                 Paradigma  pembangunan  yang berjiwa kerakyatan kini
             mendesak  dihidupkan. Jika berhasil  menjadikan  pembangunan
             memihak kaum tani, buruh, nelayan, masyarakat adat, dan kaum
             miskin lainnya –baik  laki-laki  maupun perempuan,  maka ini bisa
             jadi hikmah terbesar dari bencara corona. Bangunan dasar pemikiran
             dari sistem ekonomi yang mendewakan modal besar telah runtuh
             akibat corona. Setelah bencana corona, hembusan ruh kerakyatan
             dalam  demokrasi  ekonomi  berdasar  Pancasila  dan Konsitusi  1945
             menjadi relevan.
                 Kebijakan  strategis  yang dapat diambil  guna  memulihkan
             kondisi  sosial-ekonomi  di  desa ialah bersungguh melaksanakan
             penataan ulang penguasaan dan pengusahan tanah dan  kekayaan
             alam: hutan, kebun,  pertanian,  ternak,  pesisir dan lautnya dalam
             reforma agraria. Pemerintah dapat mereformulasi perusahaan negara
             yang mengelola kawasan hutan dalam skala luas –lebih dari 2,4 juta
             hektar, di  Pulau  Jawa agar  rakyat dan  pemerintah desa  memiliki
             akses kepada hutan. Sindiran guru Nancy Lee Peluso (1994) dalam
             buku “Rich Forest, Poor People: Resource Control and Resistance in
             Java” bisa dipatahkan jika kita mengubah pola pengelolaan hutan
             dari korporasi negara ke koperasi rakyat dan pemerintah desa.
                 Model  perkebunan besar  yang  bercokol  sejak  sekitar 150-an
             tahun lalu, juga saatnya diubah total. Sejak era-kolonialisme (1870),
             perkebunan di  Indonesia dikuasai dan diusahakan  perusahaan
             bermodal  besar. Perkebunan milik negara jadi  buah nasionalisasi
             perusahaan zaman  baheula  saat kita  dijajah Belanda. Sedangkan
             perkebunan milik swasta menjamur 32 tahun sepanjang orde baru.
             Demikian  halnya dengan gurita  perusahaan  pertambangan dan
             energi yang bermodal asing layak ditinjau ulang merespon dampak
             ekonomi global pandemi korona ini.


             Bangsa yang berpikir
                 Sembari menghadapi Covid-19, pemerintah baiknya menyusun
             desain besar  transformasi  agraria  dari  korporasi bermodal besar
             ke koperasi milik rakyat. Semangat koperatisasi ini, setia mengalir
             dari  sumur ideologi  Pancasila  dan Konstitusi 1945.  Ini  penting
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72