Page 72 - Berangkat Dari Agraria
P. 72

BAB II  49
                                                   Realitas Panggung Politik Agraria
             ketimpangan agraria. Penulis menduga, keempat poin ini akan jadi
             alat tagih kalangan gerakan reforma agraria.

                 Sementara itu, menyongsong Hari Tani Nasional 24 September
             2020, panggung politik  nasional  dibayangi pemikiran  yang  jauh
             mundur ke belakang. Kontroversi  seputar RUU  Cipta Kerja
             menyeret perdebatan sengit di antara sejumlah ahli dan aktivis dari
             berbagai kampus dan lembaga hingga membongkar akar pemikiran
             kolonialistik di baliknya.

                 Republik Indonesia sudah memasuki 75  tahun. Merdeka dari
             penjajahan bangsa asing. Sejak merdeka, Indonesia ditopang oleh
             kedaulatan politik bangsa sendiri. Semua unsur kepentingan asing
             ditanggalkan lalu dijauhi. Merdeka jadi ajimat sakti.

                 Kita buka sejarah. Selama 12 tahun (1948-1960), panitia negara
             menyusun RUU agraria nasional. Upaya ini berakhir saat DPR-GR
             menyepakati rancangan tersebut jadi UU No. 5 Tahun 1960 tentang
             Pokok-Pokok Agraria. UUPA yang lahir 24 September 1960 ini jadi
             tonggak penanda berakhirnya hukum agraria kolonial. Kini UUPA di
             bawah ancaman serius.


             Kritik publik
                 Penulis mengajak semua pihak untuk jernih menilai rumusan
             substansi RUU  Cipta Kerja  dikaitkan  dengan maksud  dan  tujuan
             baik yang dicetuskan Presiden Jokowi saat menggagas Omnibus Law.
             Banyak pakar menilai, kesenjangan lebar antara niat dan rancangan
             yang ada.
                 UUPA menghapus Agrarische Wet 1870 sebagai kerangka politik
             hukum agraria kolonial yang menjajah, menghisap dan menindas
             Indonesia. UUPA jadi pilar baru dari tatanan politik hukum agraria
             nasional yang merdeka dan berdaulat untuk memakmurkan rakyat
             Indonesia. Ajaibnya, belakangan publik disuguhi pikiran kolonialistik
             dalam rancangan hukum ketika sebagian unsur pemerintah dengan
             sebagian unsur parleman membahas RUU Cipta Kerja. Protes yang
             meluas  gerakan buruh,  memaksa  pengeluaran kluster ketenaga-
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77