Page 70 - Berangkat Dari Agraria
P. 70

BAB II  47
                                                   Realitas Panggung Politik Agraria
             kenaikan pendapatan, dan kesejahteraan rakyat. Keberdayaan rakyat
             dalam koperasi dan badan usaha rakyat penting digelorakan.

                 Keempat, penataan dan penguatan kelembagaan. Dipindahnya
             Direktorat Pemberdayaan ke Direktorat Jenderal Penataan Agraria
             di Kementerian  ATR/BPN  sudah  tepat.  Perlu  ditindaklanjuti
             pengembangan kerja sama lintas instansi untuk menyambungkan
             program, kegiatan dan anggaran pemberdayaan ekonomi masyarakat.

                 Redistribusi tanah dan pemberdayaan masyarakat sejatinya jadi
             agenda GTRA pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Perlu penyelarasan
             kebijakan pusat dengan kebijakan gubernur dan bupati/wali kota.
                 Kelima,  legalisasi  guna memperkuat hak milik  rakyat  atas
             tanah juga  relevan. Sertifikasi  tanah menjadi  agenda  pendukung
             reforma  agraria  yang  ditempatkan  sebagai  kegiatan  akhir  dari
             penataan agraria. Bentuk legalisasi tanah diprioritaskan untuk hak
             kepemilikan  bersama  bagi kelompok  dan  komunitas masyarakat
             adat.
                 Percepatan legalisasi tanah transmigrasi dan tanah wakaf juga
             penting dilanjutkan. Jangan sampai legalisasi malah memudahkan
             jual beli tanah dalam mekanisme pasar tanah yang melawan prinsip
             dan  tujuan  reforma agraria.  Keseluruhan  substansi dari agenda
             krusial  ini dikerjakan  paralel  dengan  tetap  menaati  protokol
             kesehatan secara ketat.  Hasil  kerja guyub GTRA tentu dinantikan
             oleh publik.

             Keguyuban dan kolaborasi
                 Sinergi lintas instansi  dalam keguyuban  di  GTRA  pusat
             mencerminkan gotong  royong  yang  menjadi  modal dasar
             pemerintahan. Presiden berulang kali meminta  redistribusi  dan
             penyelesaian konflik dipercepat. Refleksinya, faktor kepemimpinan
             menjadi sumbatan strategis.
                 Kelambanan birokrasi karena  ego  sektoral, keterbatasan
             anggaran, perangkap regulasi, dan kelangkaan sumber daya manusia
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75