Page 77 - Berangkat Dari Agraria
P. 77
54 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
Karena itu, klarifikasi dan penyempurnaan data serta peta spasial
dari seluruh titik lokasi kasus atau usulan CSO untuk penyelesaian
konflik agraria, redistribusi tanah dan perhutanan sosial menjadi
agenda pertama yang harus dituntaskan dalam kerangka aksi
bersama jangka pendek.
Kedua, kesepahaman akan target dan limitasi capaian. Perlu juga
kesepahaman bersama mengenai alat ukur dalam menilai capaian
dari rencana aksi percepatan pelaksanaan agenda besar ini. Target
minimum misalnya adalah terkumpul dan terklarifikasinya seluruh
data dari usulan CSO oleh kementerian dan lembaga terkait. Target
menengahnya, terklasifikasi dan tertanganinya seluruh data dan
usulan tersebut. Inilah kerangka limitasinya. Target maksimumnya
tentu adanya eksekusi penyelesaian kasus-kasus konflik agraria,
redistribusi tanah dan perhutanan sosial (terutama hutan adat).
Dalam kacamata Presiden, keberhasilan reforma agraria dan
perhutanan sosial adalah keberdayaan rakyat secara ekonomi
sehingga kemiskinan dan pengangguran di pedesaan dapat ditekan
serendah mungkin.
Ketiga, aktualisasi prinsip kolaborasi pemerintah dengan CSO.
Kolaborasi menjadi kunci guna mengurai kasus dan usulan lokasi
reforma agraria dan perhutanan sosial. Seluruh menteri dan pejabat
di kementerian dan lembaga harus menginternalisasi maksud
Presiden ini.
Kolaborasi percepatan reforma agraria bermakna mendekatkan
perspektif, memadukan pendekatan dan menetapkan target capaian
dari kesuksesan atau kegagalan. Makna kolaborasi diawali kemauan
semua pihak untuk duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.
Pemerintah sebagai pelayan rakyat menjalankan regulasi dan
kebijakan di bawah legislasi negara untuk rakyat. CSO jadi cermin
jujur dari realitas lapangan yang obyektif. Perlu keterpaduan
keduanya supaya keadilan agraria beranjak nyata. *