Page 76 - Berangkat Dari Agraria
P. 76
BAB II 53
Realitas Panggung Politik Agraria
setelah kontroversi pengesahan UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja
pada 5 Oktober 2020.
Kesediaan Presiden untuk mengundang 10 aktivis lingkungan
hidup dan 10 aktivis reforma agraria pada 23 November 2020, dan
4 pimpinan organisasi masyarakat sipil yang berpengaruh pada 3
Desember 2020 menjadi penanda kesungguhan niat pemerintah
dalam membuka mata dan telinga. Sebagian CSO ini adalah barisan
kritikus bahkan penolak UU Cipta Kerja.
Presiden membuka pintu istana bukan hanya guna
mendengarkan dan menyerap aspirasi kalangan gerakan sosial, tetapi
untuk mengakomodasi substansi dan strategi pelaksanaan legislasi
dan regulasi yang dimasudkan untuk membuka dan memperluas
lapangan kerja itu. Diakui tak semua kalangan CSO menyambut
baik undangan ini.
Pemerintah tentu menghargai setiap pilihan pimpinan CSO.
Pemerintah menaruh sangka baik bahwa ketidakhadiran juga
merupakan partisipasi publik yang patut diapresiasi dan diberi
ruang ekspresi. Makna esensinya yang mesti ditangkap pembuat dan
pelaksana kebijakan negara.
Tiga prasyarat
Pelaksanaan reforma agraria perlu adaptasi kebiasaan baru
dalam geliat pandemi Covid-19. Memperhatikan dinamika
konsolidasi kementerian dan lembaga bersama sejumlah CSO di
akhir 2020, hemat penulis terdapat tiga hal krusial yang bisa jadi
pertaruhan, yakni menyangkut cakrawala data, kesepahaman akan
target dan limitasinya, serta penerapan prinsip kolaborasi.
Pertama, cakrawala data menjadi hal krusial untuk disepahami
pemerintah dengan CSO. Data yang diajukan CSO, umumnya
bersifat numerik baik subyek maupun obyeknya. Data spasial berupa
peta masih langka. Hal ini menyebabkan kerumitan dalam eksekusi
pemerintah. Masalah data dan peta menjadi sumbatan penghambat
penyelesaian konfik agraria dan redistsribusi tanah.