Page 89 - Berangkat Dari Agraria
P. 89
66 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
sebagai anggota. Anggota Tim terdiri dari pejabat eselon 1 dari 19
kementerian/lembaga, serta 4 orang pimpinan CSO.
Keempat CSO itu, pimpinan Konsorsium Pembaruan Agraria
(KPA), Serikat Petani Indonesia (SPI), Badan Registrasi Wilayah
Adat (BRWA), dan Gerakan Masyarakat Perhutanan Sosial (Gema
PS) Indonesia. Keempatnya representasi gerakan rakyat pengusung
reforma agraria yang memperjuangkan akses rakyat atas tanah dan
kekayaan alam lainnya.
Orientasi hasil
Tim ini koordinatif dan ad-hoc lintas institusi yang melibatkan
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Peran Gubenur dan
Bupati/Walikota yang ex-officio sebagai Ketua GTRA harus
diefektifkan. Kolaborasi di pusat ini baiknya diteruskan di provinsi
dan kabupetan/kota.
Pelaksanaan tugas Tim ini berorientasi hasil. Empat tugas
dan tanggung jawab Tim, yakni menyusun dan melaksanakan
rencana aksi menjadi tugas pertama sebagaimana arahan Presiden.
Lalu, melaporkan capaian pelaksanaan rencana aksi tersebut, dan
melakukan koordinasi dengan kepala daerah dan pemerintah daerah
guna pelaksanaan rencana aksinya. Terakhir, menjalin kerjasama
percepatan penyelesaian konflik agraria dan penguatan kebijakan
reforma agraria dengan berbagai pihak.
Di samping itu, Tim bertugas memperkuat kebijakan reforma
agraria melalui revisi Perpres 86/2018 tentang Reforma Agraria yang
diusulkan aktivis saat dialog dengan Presiden akhir Desember 2020.
Prinsipnya Presiden Jokowi setuju.
Isu-isu krusial yang harus diperkuat dalam perbaikan Perpres
86/2018. Pertama, penegasan posisi Presiden sebagai pemimpin
utama reforma agraria. Diusulkan, kepemimpinan Presiden langsung
dalam kelembagaan pengarah dalam Perpres 86/2018. Sumbatan
utama pelaksanaan reforma agraria adalah kepemimpinan yang
didelegasikan Presiden ke menteri. Menempatkan Presiden sebagai