Page 167 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 167
Mochammad Tauchid
6. Di daerah Malang, tanah bengkok (Petinggi) dikerjakan
penduduk dengan dasar dasar tolong menolong.
7 . Di daerah Probolinggo tanah bengkok dikerjakan oleh
penduduk dengan perjanjian maro, karena sawahnya
terlalu luas untuk dikerjakan sendiri, dan karena
mengerjakan sawah dalam satu desa dan dalam waktu
yang bersamaan sukar mendapatkan bantuan tenaga,
8. Di desa Bugur, daerah Penarukan, pernah terjadi bengkok
Lurah dijual kepada pabrik Olean dan diganti dengan
tanah lain. Hal ini dilakukan tanpa mengetahui apakah
bengkok boleh dijual atau tidak, ataukah tanah bengkok
dapat ditukar begitu saja.
9. Di daerah Sulawesi Selatan, ada tanah yang hasilnya di-
pergunakan untuk keperluan raja (kepala negeri), se-
perti:
(1).Tanah Awatarang, terdapat di daerah Pare-pare. Ter-
jadi sejak kira-kira 80 tahun yang lalu. Tanah ini berasal
dari tanah yang dibuka oleh rakyat di tempat itu atas
perintah Hadattuang (Raja). Sesudah dibuka, tanah itu
dikerjakan oleh Pakkabekka (rakyat yang mengerjakan)
dan diharuskan membayar tesang (sewa) sebesar 2%
dari hasilnya. Tanah-tanah itu kemudian dibagi-bagikan
kepada 12 orang anak Hadattuang yang masing-masing
memegang pemerintahan bersama dengan ayahnya.
Oleh anak-anaknya itu tesang dinaikkan menjadi 5%,
dan tidak lama lagi dinaikkan jadi 10%. Yang 5% untuk
raja seperti biasanya, sedangkan yang 5% lagi untuk
zakat, karena katanya, orang-orang yang mengerjakan
tidak perlu lagi langsung membayar zakat kepada yang
bersangkutan, sebab anak-anak raja itulah yang mem-
146