Page 130 - Land Reform Lokal Ala Ngandagan: Inivasi system Tenurial Adat di Sebuah Desa Jawa, 1947-1964
P. 130

Desa Ngandagan dan Inisiatif Land Reform Lokal di Era Kepemimpinan Lurah . . .


             Minangkabau. Sebagian rumah tua milik warga sampai
             saat kini masih menyisakan pengaruh gaya Minangkabau
             ini yang ditandai dengan atap yang ujung-ujungnya diberi
             hiasan lengkungan. Pada Gambar 3.8 di bawah pengaruh
             semacam ini dapat dilihat dengan jelas pada atap rumah
             warga, sebagaimana ditandai dengan lingkaran. Perhatikan
             juga sebagian ornamen ini sudah tanggal karena dimakan
             usia.











                                  Gambar 3.8
               Rumah Tua di Ngandagan dengan Pengaruh Gaya Minangkabau

                 Bagaimanapun, proses relokasi ini tidak berjalan mudah
             sama sekali pada saat itu. Selain memakan waktu yang
             cukup lama, proses itu juga penuh dengan konflik. Seorang
             informan yang diwawancarai baru-baru ini mengisahkan
             kenangannya atas proses relokasi yang dialaminya. Saat itu
             adalah tahun 1952 ketika ia masih berumur 8 tahun. Pada
             saat ia pulang setelah seharian pergi ke luar, ia mendapati
             rumahnya yang berbahan kayu dan beratap ilalang sudah
             tidak berada di tempatnya semula. Ternyata atas perintah
             Soemotirto, rumahnya telah digotong oleh beberapa warga
             untuk ditempatkan di pinggir jalan di atas tanah milik
             orang lain. Hal ini menimbulkan protes dari pemilik
             tanah, tetapi ketika itu baik orang tuanya sebagai pemilik



                                                             101
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135