Page 100 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 100

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  77


              penerbitan  keputusan  (beschikking), dan perbuatan pemerintah
              dalam  bidang keperdataan  (materiele daad).  Dua bidang  yang
              pertama  terjadi  dalam bidang  publik,  dan karena itu  tunduk
              dan diatur berdasarkan  hukum  publik, sedangkan yang terakhir
              khusus  dalam bidang perdata, dan karenanya  tunduk  dan diatur
              berdasarkan  hukum privat.  Bedasarkan pembidangan perbuatan
              pemerintahan ini, oleh Muchsan  seperti dikutip Ridwan dikatakan
                                           103
              bahwa perbuatan melawan hukum oleh pemerintah yang berbentuk
              melanggar hak  subjektif  orang  lain  tidak hanya  terbatas   pada

              perbuatan yang bersifat privaat-rechtelijkt saja, tetapi juga perbuatan
              yang bersifat publiekrech-telijk. Penguasa dapat dianggap melakukan
              perbuatan melawan hukum  karena melanggar hak subjektif orang
              lain, apabila:
              1)  Penguasa  melakukan perbuatan  yang  bersumber pada

                  hubungan  hukum  perdata  serta melanggar ketentuan dalam
                  hukum  tersebut.
              2)  Penguasa  melakukan perbuatan yang bersumber pada hukum
                  publik serta melanggar  ketentuan  kaidah hukum  tersebut.


                  Ridwan menambahkan  di  samping  dua macam   perbuatan
              pemerintah  tersebut,  seiring  dengan  konsep negara hukum
              modern   yang berorientasi   pada kesejahteraan  rakyat  (welfare
              state),  pemerintah juga  dilekati  dengan  kewenangan   bebas  atau

              freies ermessen,   yang jika  dituangkan  dalam bentuk   tertulis
                             104


              103  Ridwan HR, Hukum Administrasi,... Ibid.
              104    Oleh UU Administrasi  Pemerintahan disebutnya diskresi  (Pasal  22-
                  32).  Pasal  1  angka  9,  memberikan  definisi  diskresi,  yaitu  keputusan
                  dan/atau  tindakan yang dilakukan oleh  Pejabat  Pemerintahan untuk
                  mengatasi  persoalan  konkret  yang dihadapi dalam  penyelenggaraan
                  pemerintahan, dalam hal peraturan perundang-undangan memberikan
                  pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya
                  stagnasi  pemerintahan.    Tujuan diskresi adalah: a. demi  kelancaran
                  penyelenggaraan  pemerintahan; b. mengisi kekosongan hukum;  c.
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105