Page 97 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 97

74    FX. Sumarja


            dalam  pembentukan hukum  tanah nasional  khususnya larangan
            kepemilikan tanah hak milik oleh orang asing harus memperhatikan
            asas-asas hukum dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan
            tingkat  atasnya.  Pembentuk  hukum  selain  memahami  teknik
            perundang-undangan dan materi muatan yang akan diatur juga harus
            berwawasan kebangsaan. Harmonisasi dan sinkronisasi hukum, baik
            secara vertikal maupun horisontal juga memegang peranan penting
            untuk  mencegah  terjadinya disharmoni atau  inkonsistensi aturan
            hukum satu sama  lain,  mencakup  asas,  tata  urutan  perundang-

            undangan, kewenangan, dan  hukum adat. Tentunya hal ini tidak
            bisa  dilepaskan  dari  paham bahwa hukum merupakan  suatu
            sistem.  Sistem hukum memberi arti hukum sebagai suatu sistem
                  95
            terbuka yang di dalamnya  terdiri dari  sub-sub  sistem yang  saling
            berhubungan dan saling mempengaruhi, sehingga merupakan suatu
            keseluruhan yang utuh. 96



            95  Sudikno Mertokusumo,  Mengenal  Hukum Suatu Pengantar,  edisi
                ketiga, Yogyakarta: Liberty, 1991, hlm. 102-103.
            96  Pengertian  sistem hukum  tersebut  dirumuskan berdasarkan
                pengertian sistem dari Mochtar Kusumaatmadja dan B. Arief Sidharta
                sebagaimana dikutip Arief Hidayat, Kebebasan Berserikat di Indonesia
                (Suatu Analisis Pengaruh Perubahan Sistem Politik Terhadap Penafsiran
                Hukum),  Semarang: Badan Penerbit Undip, 2008,  hlm.  16; B.  Arief
                Sidharta menjelaskan bahwa keseluruhan  kaidah-kaidah  hukum
                dan bentuk  penampilannya  dalam aturan-aturan hukum   tersusun
                dalam  sebuah   sistem. Dalam  idenya harus  demikian,  sekalipun
                berupa   sistem   terbuka  yang  memiliki kemampuan   adaptif  dan
                dinamika untuk  mengakomodasi   perkembangan    dan perubahan
                kemasyarakatan yang  selalu akan  terjadi. Sebab,  jika  tidak, maka  tidak
                mustahil atau akan mudah terjadi pertentangan  antar-kaidah hukum
                yang  akan menyebabkan keberadaan hukum menjadi  problematis
                dan   tidak   fungsional  untuk mewujudkan   tujuan keberadaannya,
                yakni  mewujudkan  perdamaian    sejati  dalam  masyarakat,  lihat  B.
                Arief Sidharta, “Asas Hukum,  Kaidah Hukum,  Sistem Hukum dan
                Penemuan Hukum”,  dalam Susi Dwi Harjanti  (ed.),  Negara  Hukum
                yang Berkeadilan, kumpulan pemikiran dalam rangka purnabakti Prof.
                Dr. H. Bagir Manan, S.H., M.CL., Bandung: PSKN  FH UNPAD, 2011,
                hlm. 8-10; Lihat juga Bachsan Mustafa, Sistem Hukum..., Op. Cit., hlm.
                12.
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102