Page 115 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 115

92    FX. Sumarja


            peraturan; membentuk  pengadilan;  mencetak  dan mengeluarkan
            uang; memungut pajak; mengangkat seorang gubernur dan pegawai-
            pegawai tinggi lainnya.
                Jika dikaji dari teori kedaulatan negara – (meskipun VOC sendiri
            sebenarnya tidak mempunyai rancangan urusan tatanegara dan tidak
            memerlukan suatu teori tatanegara seperti halnya teori kedaulatan
            negara, karena yang dipentingkan baginya adalah mencari untung

            sebesar-besarnya dan organisasi  yang  dibangun  semata-mata
            untuk  kepentingan diri  sendiri)  -  isi akta oktroi  dapat dikatakan
            telah  mewujudkan aspek  kedaulatan eksternal dan  kedaulatan
            internal dari sebuah negara. Hak mengadakan perjanjian-perjanjian
            dengan  negara-negara atau  raja-raja di  Asia dan  hak  menyatakan
            perang  dan  menerima perdamaian  merupakan perwujudan
            kedaulatan eksternal, yaitu membangun hubungan atau kerja sama

            internasional dengan negara-negara lain dalam rangka kepentingan
            VOC. Sementara  hak  VOC  untuk  membuat  undang-undang  dan
            peraturan; membentuk  pengadilan (termasuk mengangkat  polisi,
            jaksa dan hakim);  mencetak dan mengeluarkan uang; memungut
            pajak;  mengangkat seorang gubernur dan  pegawai-pegawai  tinggi
            lainnya merupakan perwujudan kedaulatan internal. Demikianlah
            substansi akta oktroi mirip dengan kekuasaan atau kedaulatan suatu
            negara, sehingga ada pendapat yang mengatakan bahwa VOC adalah
            negara dalam negara.

                Pada tahun 1603 VOC memperoleh izin dari Kesultanan Banten
            untuk mendirikan kantor  perwakilan  di Banten.  Pada  tahun 1610
            Pieter Both  diangkat menjadi  Gubernur Jenderal  VOC  pertama
            (1610-1614) yang berpusat di Ambon, namun ia memilih Jayakarta

            sebagai basis administrasi VOC. Jan Pieterzoon Coen yang menjabat
            Gubernur Jenderal 1619-1629 memindahkan pusat VOC dari Ambon
            ke Jayakarta (Batavia). Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi
            Gubernur VOC di  Ambon  (1605-1611)  dan  setelah  itu  menjadi
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120