Page 120 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 120

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  97


                  Ketentuan Pasal 62 RR  tidak memuaskan bagi  para  pemilik
              modal,  sebab  peraturan ini meskipun mengizinkan  tanah  untuk
              disewa tetapi tidak lebih dari dua puluh tahun. Jangka waktu sewa
              tanah tersebut dipandang tidak cukup, dan tidak dapat digunakan
              sebagai  jaminan  utang.  Lagi  pula,  tanah yang tersedia terletak di
              wilayah  pedalaman  di  mana tenaga  kerja tidak  cukup tersedia.
              Penguasaan tanah  dengan  hak  sewa, tidak  memungkin-kan
              pengusaha memperoleh kredit yang di-perlukan dengan pemberian
              jaminan hipotek.  Hak  sewa bukanlah  objek hipotek (Pasal  1164

              KUHPerd).  Pemberian  hak yang  lebih kuat, misalnya dengan hak
                        10
              erfpacht,  tidak mungkin. Pemberian  wewenang kepada  gubernur
              jenderal untuk menyewakan tanah dalam Pasal  62 RR ditafsirkan
              sebagai pembatasan kewenangannya hanya pada  penyewaan, bukan
              pemberian hak yang lebih kuat. Penjualan  tanah yang  luas juga
              tidak memungkinkan,  karena   tegas-tegas  dilarang  oleh  Pasal  62
              RR ayat  (l).  Berdasarkan kondisi yang demikian, pemilik  modal
                          11
              meneruskan perjuangannya  melalui parlemen untuk  memperoleh
              tanah yang luas dengan hak yang lebih kuat dan jangka waktu lama,
              yaitu  dengan menciptakan hukum  agraria baru (nantinya lahir
              Agrarische Wet 1870, yaitu menambahkan lima ayat pada Pasal 62
              RR). Salah satu hasilnya bahwa gubernur jenderal dapat memberikan
              hak erfpacht dengan jangka waktu 75 tahun.
                  Sejalan dengan  teori  kedaulatan  negara,  VOC telah  memiliki

              kedaulatan atas wilayah yang dikuasainya berdasarkan kewenangan
              khusus  yang  diperolehnya  dari  Staaten  Generaal  (Parlemen
              Belanda). Kewenangan khusus tersebut tertuang dalam akta Oktroi.
              Berdasarkan kedaulatan yang ada padanya, VOC memiliki kekuasaan
              tertinggi untuk menentukan hukum dalam wilayah kekuasaannya.
              Salah  satu kekuasaannya  adalah mengeluarkan  aturan larangan


              10  Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah..., Op. Cit., hlm. 36.

              11   Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah..., Ibid.
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125