Page 119 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 119

96    FX. Sumarja


            untuk menginvestasikannya  di  wilayah Hindia Belanda.  Wilayah
            Hindia Belanda masih  cukup banyak  tersedia  tanah hutan  yang
            belum dibuka dan diusahakan.  Pada awal  pertengahan abad  19
            mereka menuntut diberikannya  kesempatan  untuk berusaha pada
            bidang  perkebunan besar  di Hindia Belanda. Sejalan  semangat
            liberalisme yang sedang berkembang saat itu,  mereka  menuntut
            penggantian   sistem monopoli   negara  dan kerja  paksa  dalam
            melaksanakan cultuurstelsel, dengan sistem persaingan bebas  dan
            sistem  kerja bebas, berdasarkan konsepsi  kapitalisme liberal.
                                                                        8
            Sementara Regerings Reglement (RR)1854  yang diharapkan pemilik
                                                 9
            modal swasta Belanda dapat membuka kesempatan investasi masuk
            di Hindia Belanda, ternyata tidak dapat mem-fasilitasinya, sehingga
            kesempatan berinvestasi tidak terwujud.
                Alasan tidak terwujudnya harapan pengusaha swasta atau pemilik

            modal Belanda berinvestasi  dikarenakan keterbatasan kewenangan
            Gubernur Jenderal di bidang pertanahan seperti yang termuat dalam
            Pasal 62 RR. Pasal ini mengatur: 1) Gubernur Jenderal tidak boleh
            menjual tanah; 2) Larangan ini tidak termasuk bidang-bidang tanah
            yang kecil untuk maksud perluasan kota-kota atau desa-desa; dan 3)
            Gubernur Jenderal boleh menyewakan  tanah berdasarkan  undang-
            undang yang nanti akan dikeluarkan. Tanah yang boleh disewakan
            tidak  meliputi  tanah-tanah  yang diakui  milik orang  Indonesia asli
            atau tanah milik bersama dan tanah lain milik desa.



            8   Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah..., Op. Cit., hlm. 36.
            9   Regerings Reglement (RR) adalah Konstitusi Hindia Belanda. Pasal 1
                RR pada intinya mangatur bahwa Pelaksanaan pemerintahan umum
                di  negeri  ini  dilakukan oleh gubernur  jenderal atas  nama  raja dan
                semua  yang berada  di Hindia Belanda  wajib mengakui  gubernur
                jenderal sebagai wakil raja. Oleh karena itu, wajib semua yang berada
                di Hindia Belanda menghormati  dan mentaatinya. Lihat Soetandyo
                Wignjosoebroto,   Desentralisasi dalam  Tata Pemerintahan  Kolonial
                Hindia-Belanda,  Kebijakan  dan  Upaya  Sepanjang  Babak  Akhir
                Kekuasaan  Kolonial  di  Indonesia (1900-1940), Malang: Bayumedia
                Publishing, 2008, hlm. 1.
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124