Page 240 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 240

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  217


              tersebut bertentangan  dengan UUDNRI 1945.  Ketentuan  dengan
              frasa/kalimat “dengan  persetujuan Majelis Pengawas Daerah”
              adalah sangat bertentangan dengan ketentuan Pasal 27 ayat (1) dan
              Pasal  28D  ayat (1)  UUDNRI  1945.  Apabila  frasa/kalimat “dengan
              persetujuan Majelis Pengawas Daerah” tersebut tetap berlaku, maka
              tidak menutup kemungkinan  pelaku-pelaku kejahatan  dengan
              modus  menggunakan akta autentik  yang  dibuat oleh  Notaris
              berlindung dibalik Pasal 66 ayat (1) UUJN. Mereka berharap Notaris
              yang bersangkutan tidak dapat diperiksa oleh Penyidik Kepolisian

              Republik Indonesia sehingga tidak terungkap pelakunya.
                  Atas  permohonan Kant Kamal  sebagai  pihak  yang hak
              konstitusionalnya terganggu, maka Pemerintah menjelaskan bahwa
              pengaturan lebih lanjut  dari  ketentuan Pasal 66 UUJN diatur
              dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor:

              M.03.HT.03.10 Tahun 2007 tentang Pengambilan Minuta Akta dan
              Pemanggilan Notaris. Ketentuan Pasal  9, 10,  11,  dan 12 Peraturan
              Menteri  tersebut  mengatur  tata cara  pengambilan  minuta akta,
              sebagai berikut:

              Pasal 9:

                  Majelis  Pengawas  Daerah  memberikan persetujuan untuk
              pengambilan  Minuta  Akta dan/atau  surat-surat  yang dilekatkan
              pada Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris
              sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) apabila:

              a.  ada dugaan tindak pidana berkaitan dengan Minuta Akta dan/
                  atau surat-surat yang dilekatkan pada Minuta Akta atau Protokol
                  Notaris dalam penyimpanan Notaris;
              b.  belum  gugur hak menuntut berdasarkan ketentuan  tentang
                  daluwarsa dalarn  peraturan  perundang-undangan di  bidang
                  pidana;
              c.  ada penyangkalan keabsahan tanda tangan dari para pihak;
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245