Page 272 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 272

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  249


              bertanggungjawab. Artinya jika ada pelanggaran terhadap ketentuan
              pasal tersebut, ada tindakan nyata dari lembaga yang bertanggung-
              jawab. Memperhatikan tupoksi yang ada di dalam organisasi BPN,
              secara khusus hal itu belum masuk di dalamnya.  Lembaga pengawas
                                                         1
              pertanahan  diperlukan, mengingat  persoalan itu bukan menjadi
              tanggungjawab BPN semata-mata.
                  Pada awal lahirnya UUPA pada tingkat Provinsi ada lembaga yang

              berdiri sendiri-sendiri, yaitu Inspeksi Agraria, Inspeksi Pendaftaran
              tanah,  dan  Inspeksi  land-use.  Pada tingkat  karesidenan terdapat
              kantor Pengawas Agraria dan pengawas Pendaftaran Tanah, sementara
              pada  tingkat  kabupaten/kotamadya  terdapat  Kantor  Agraria  dan
              Kantor Pendaftaran Tanah.  Pengawasan terhadap pemindahan hak
                                      2
              atas tanah dilakukan oleh Kantor Inspeksi Agraria, Kantor Pengawas
              Agraria  dan Kantor  Agraria. Pada  saat  sebelum lahirnya UUPA,

              pengawasan  pemindahan  hak-hak  atas  tanah  barat  ada  di  tangan
              Menteri Kehakiman, kemudian beralih kepada Menteri Agraria.
                  Pada masa kolonial Belanda urusan pertanahan ditangani oleh
              Kadastrale Deinst (Jawatan Pendaftaran Tanah), yang sebelumnya



              1   Wawancara dengan Maria SW. Sumardjono, 9 Juli 2013 Pukul 18.00-
                  19.00 wib, dan Oloan Sitorus, Ketua STPN Yogyakarta,  7 Mei  2013
                  Pukul 09.00- 11.00 wib. di Yogyakarta
              2   Dasarnya  adalah Keputusan Menteri  Agraria No. Sk 112/Ka/1961  Jo.
                  Surat Keputusan Deputi Kepala Departemen  Agraria No.SK.45/
                  Depag/1966  jo Peraturan Menteri  Dalam Negeri  (Permendagri) No.
                  1 Tahun 1967, mulai berlaku  tanggal 1 April 1967. Kemudian dengan
                  Keputusan Mendagri No. 88 Tahun 1972 disatukanlah instansi-instansi
                  yang menangani agraria, yang sebelumnya beridri sendiri-sendiri dan
                  menyebar diberbagai kementerian, misalnya Kantor Agraria di bawah
                  Mendagri dan Kantor Pendaftaran Tanah di bawah Menteri Kehakiman,
                  Untuk tingkat Kabupaten/Kotamadya menjadi Kantor Sub Direktorak
                  Agraria, Tingkat  Provinsi menjadi Kantor  Direktorat  Agraria,  Pusat
                  menjadi Direktorat Jenderal Agraria. Pada tahun 1987, berubah nama
                  untuk  tingkat Kabupaten/Kotamadya menjadi  Kantor  Agraria,  pada
                  tahun 1988 menjadi Kantor Pertanahan hingga sekarang (tahun 1999-
                  2000 sempat ada yang menjadi Dinas Pertanahan, dampak UU No. 22
                  Tahun 1999, namun tidak semua kabupaten/kota)
   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277