Page 291 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 291
268 FX. Sumarja
atas. Orang asing dalam upayanya mendapatkan tanah hak milik
9
untuk usaha membangun penginapan dilakukan secara terselubung
dengan menikahi WNI dan dengan cara pinjam nama. Orang yang
dipinjam namanya, bisa WNI yang dinikahi (suami/isteri) atau WNI
lain. Orang asing atau turis asing yang datang ke Pesisir Krui, pada
umumnya hanya sebagai pemegang izin kunjungan atau pemegang
izin tinggal sementara, tentu tidak mungkin sebagai pemegang hak
milik atas tanah.
Di atas telah disinggung bahwa menurut Kabid Destinasi Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Lampung Barat
terdapat tujuh penginapan di Pesisir Krui yang terindikasi milik
WNA, sementara menurut penelusuran Gatra Yuda, S.H. wartawan
Radar Lampung yang bertugas di wilayah Kabupaten Lampung Barat,
mengungkapkan bahwa pada tahun 2011 terdapat 11 penginapan
yang terindikasi “milik” WNA tanpa memerinci nama-nama
penginapannya. Hasil penelusuran penulis pada bulan Oktober
10
2013 ditemukan 11 villa/penginapan “milik” orang asing (Tabel 4). 11
Pemilikan villa/hotel/penginapan oleh orang asing dalam arti
tanah dan villa/penginapan itu dibeli dan dibangun atas sumber
keuangan dari orang asing. Pembelian itu tentunya dilakukan secara
tersembunyi, yang sungguh mengetahui asal sumber keuangan
tentunya pihak pembeli (WNI), sementara pihak penjual seringkali
tidak mengetahuinya. Memang tidak mudah untuk mengungkap
jual beli tanah terselubung ini termasuk jumlah bidang tanah
atau villa yang sebenarnya adalah milik orang asing. Ada beberapa
9 Wawancara dengan Kepala BPN Lampung Barat, tanggal 9 Oktober
2013, di Liwa
10 Wawancara tanggal 12 Mei 2013.
11 Wawancara dengan Peratin Tanjungsetia Bapak Iskandar Syah, Peratin
Way Walur Bapak Maksudil Hayat, Sekretris Peratin Kampung Jawa, ibu
Ani Maruli Sitorus pemilik Villa Ombak Indah di Tanjungsetia dan Yuli
Ibrahim pemilik villa Palm Beach, tanggal 8 Oktober 2013.