Page 303 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 303

280   FX. Sumarja


                Konsep pengaturan hukum idealnya adalah mengaktualisasikan
            politik hukum larangan kepemilikan  tanah hak milik  oleh  orang
            asing  ke  dalam peraturan pelaksanaan  UUPA dan  peraturan  lain
            yang terkait hak-hak penguasaan atas tanah, sehingga orang asing
            sangat  tertarik  dengan hak  pakai  dan hak  sewa  untuk bangunan
            yang memang diperuntukan baginya oleh undang-undang. Dengan
            kata lain, ketentuan Pasal 42 dan 45 UUPA dapat dijalankan dengan
            baik  apabila ketentuan Pasal 9  ayat (1),  21  ayat (3)  dan Pasal 26
            ayat (2) UUPA telah ditegakkan. Oleh karena itu Pasal 9 ayat (1),

            Pasal  21  ayat  (3)  dan  Pasal  26  ayat  (2)  UUPA  menjadi  prasyarat
            tegaknya ketentuan Pasal 42 dan 45 UUPA, khususnya dalam upaya
            pemenuhan kebutuhan hak atas tanah bagi orang asing, yaitu tanah
            hak pakai dan hak sewa untuk bangunan.
                Konsep ideal penegakan ketentuan Pasal 9 ayat (1), 21 ayat (3)

            dan Pasal 26  ayat (2) UUPA, mencakup  substansi,  struktur,  dan
            kultur hukumnya. Konsep pengaturan hukum ideal secara subtansi:
            1) Pengaturan izin pemindahan  tanah diberlakukan untuk   tanah
            hak  milik apapun dan oleh  siapapun;  2)  Lembaga  kuasa  mutlak
            hanya  boleh  dipergunakan  dalam  pemindahan  hak  atas  tanah
            yang mengikuti  PPJB,  semata-mata untuk  kepentingan penerima
            kuasa dan  tidak dapat disubstitusikan,  dan  yang digunakan
            untuk  pembebanan hak  tanggungan; 3)  Pengaturan hukum PPJB
            dikembalikan pada  konsep  awal untuk  melindungi  pembeli  yang

            beretikat  baik dan digunakan  sebagai  instrumen  hukum dalam
            memberikan jaminan kepastian hukum kepada  calon  penerima
            hak, bukan kepada perantara; 4) Pengaturan hukum pemindahan
            hak atas tanah dalam rangka perolehan tanah dikembalikan pada
            rohnya, sehingga tidak melanggar dan bertentangan dengan asas-
            asas hukum tanah nasional, terutama asas lahirnya hak atas tanah
            karena pemindahan hak yang berupa jual beli; 5) Pemanfaatan tanah

            bersaranakan BGS  diatur  dalam  peraturan  perundang-undangan
   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308