Page 83 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 83
60 FX. Sumarja
kepentingan orang asing. Demikian, boleh tidaknya orang asing
akses terhadap tanah di Indonesia tergantung apa yang menjadi
kebutuhan bangsa Indonesia.
3. Teori Hak Milik
Hubungan hukum antara tanah dengan manusia akan
melahirkan hak milik. Boleh tidaknya orang asing akses terhadap
tanah di Indonesia tergantung apa yang menjadi kebutuhan
bangsa Indonesia. Pendapat Notonagoro, tersebut sebenarnya
sebagai peringatan bagi Pemerintah untuk sungguh-sungguh
memperhatikan kepentingan rakyat dalam pengelolaan sumber daya
agraria, utamanya tanah. Manfaat atas tanah jangan sampai lebih
banyak dinikmati oleh orang asing.
Lebih lanjut menurut Notonagoro terdapat teori yang mendasari
hubungan antara manusia dengan tanah yang bertolak dari manusia
sebagai individu, yaitu teori hukum kodrat. Faktor manusia
72
akan melahirkan hak-hak individual, hak-hak kolektif, ataupun
kedua-duanya kolektif individual. Sementara itu faktor tanah akan
melahirkan hak milik mutlak, hak milik tidak mutlak, dan hak-hak
atas tanah selain hak milik. Pada konteks UUPA melahirkan hak-hak
atas tanah, seperti Hak Milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), Hak
Guna Bangunan (HGB), HP, HSB, ataupun hak-hak yang berkaitan
dengan tanah, misalnya hak sewa tanah pertanian, hak gadai, hak
bagi hasil, ataupun hak numpang.
Teori hukum kodrat yang mendasari hubungan antara manusia
dan tanah seperti yang dikemukakan oleh Notonagoro di atas, dalam
konteks hukum tanah nasional (UUPA) diambil jalan tengahnya.
Faktor manusia memunculkan konsep hak atas tanah individual
72 Notonagoro, Politik Hukum dan Pembangunan Agraria..., Ibid., hlm.17;
B. Arief Sidharta, Meuwissen Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum,
Teori Hukum, dan Filsafat Hukum, Bandung: Rafika Aditama, 2009, hlm.
97-98.