Page 85 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 85

62    FX. Sumarja


            menjaga dan mengontrol tanah yang ada di wilayah kekuasaannya,
                                                                        74
            sehingga  penguasa  bisa  memberikan  tanahnya  kepada  penduduk
            tidak harus dengan hak milik, misalnya dengan konsesi, erpacht di
            masa Agrarische Wet dan HGU, HGB atau Hak Pakai di masa UUPA.
                Kepemilikan hak  atas  tanah   sebagai bagian  dari  sumber
            daya  agraria  yang semula  hanya sekedar sebagai  wadah  kegiatan
            kehidupan makhluk hidup, lambat laun fungsinya mulai bergeser

            menjadi  benda  yang  mempunyai nilai  ekonomis  atau harga  yang
            tinggi.  Berkenaan dengan nilai tanah sebagai salah satu sumber daya
            agraria yang mempunyai nilai, baik secara sosial maupun ekonomi,
            Mochtar Kusumaatmadja menyebutkan,  bahwa: makin lama
            makin terasa bahwa alam, tanah, udara, dan air, berubah dari suatu
            benda yang bebas menjadi benda ekonomis yang sangat berharga.
                                                                        75
            Kenyataan ini tampaknya tidak dapat terbantahkan.

                Berdasarkan pendapat Mochtar tersebut, diperlukan kesadaran
            yang tinggi oleh Bangsa Indonesia dalam mempertahankan sumber
            daya  agraria (tanah).  Apalagi  bagi bangsa Indonesia  dalam hal
            kepemilikan  tanah hak milik hanya bisa diperoleh subjek hukum
            WNI  saja.  Kesadaran  tinggi  yang dimaksud  adalah  berlandaskan
            moral  yang dimiliki oleh warga masyarakat.
                 76


            74  Notonagoro, Politik Hukum dan Pembangunan Agraria..., Op. Cit., hlm.
                27.
            75  Mochtar Kusumaatmadja,  Pengaturan  Hukum  Masalah  Lingkungan
                Hidup Manusia Beberapa Pikiran Dan Saran, Bina Cipta, Cet.I, 1975,
                hlm. 8; Bandingkan dengan Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah
                dan Pendaftarannya,  Jakarta:  Sinar  Grafika,  2009,  hlm.  11-13, dengan
                adanya perdagangan bebas dan arus investasi ke Indonesia harga tanah
                tidak terkendali.
            76  Kesadaran moral  terdiri  dari  tiga: 1) keyakinan  diri  bahwa  apa
                yang dilakukannya baik untuk diri sendiri juga untuk orang lain; 2)
                pengawasan diri tentang perbuatannya, artinya yang dilakukan adalah
                yang baik saja; 3) disiplin diri, artinya mentaati hukum bukan karena
                paksaan/sanksi.  Kesadaran  berdasarkan  moral ini berarti  terkait
                dengan kesadaran hukum. Lebih lanjut baca Bachsan Mustafa, Sistem
                Hukum Administrasi Negara Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti,
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90