Page 111 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 111

Nur Aini Setiawati

            pakan hubungan yang saling menguntungkan. Patuh meneri-
            ma imbalan yang bersifat simbolis dan bersifat mesra. Se-
            dangkan keuntungan material yang berupa tanah peka-
            rangan jatuh ke tangan pihak indung. Tujuan utama kedua

            belah pihak adalah mendapatkan keuntungan baik jasa, tanah,
            maupun sumber-sumber lain yang dapat diperoleh dengan
            pengorbanan. Dengan demikian, hubungan saling mengun-
            tungkan itu merupakan hubungan yang satu sama lain saling
            mengharapkan.
                Patuh tidak dapat dengan sewenang-wenang mengusir
            indung, kecuali apabila indung tidak menepati kewajibannya.
            Indung tanah kasentanan yang meninggal dapat mewariskan
            hak-haknya seperti mendiami pekarangan kepada anak laki-
            lakinya yang tertua. Meskipun pada dasarnya ia harus terle-
            bih dahulu mendapat izin dan pengesahan dari patuh, hak
            itu sering dianggap melekat secara otomatis. Adapun ta-
            naman dan rumah diberikan kepada ahli waris yang akan
            mendiami pekarangan itu, dengan cara mengganti uang untuk
            dibagikan kepada ahli waris lainnya.


            f. Tanah Pekarangan Bupati dan Pegawai Tinggi

                Tanah pekarangan yang didiami bupati dan pegawai
            tinggi pada mulanya termasuk tanah golongan, tetapi selan-
            jutnya terpisah dari lingkungan golongan. Di sekeliling tanah
            pekarangan itu terdapat pekarangan kecil-kecil yang didiami
            oleh penduduk sebagaimana tanah kasentanan. Penduduk
            itu yang tinggal di sekeliling tanah pekarangan bupati dan
            pegawai tinggi berkelompok membentuk suatu kampung
            yang disebut “mager sari” atau penduduk dalam lingkungan

            92
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116