Page 112 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 112

Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat

               pagar tembok yang indah. Bupati atau pegawai tinggi memi-
               liki hak pakai tanah dan rumah serta memiliki hak atas ta-
               naman yang ada di dalam pekarangan itu. Tanah pekarangan
               itu dapat diberikan kepada penggantinya atau pewarisnya
               dengan hak pakai. 46
                   Tanah pekarangan bupati dan pejabat tinggi diwariskan
               kepada pewarisnya, meskipun anak turunan mereka tidak
               menggantikan kedudukan orang tuanya. Oleh karena itu,
               pengganti bupati berikutnya mendiami tanah pekarangan
               yang telah dimiliki sendiri. Mereka tidak pindah ke tanah
               pekarangan yang didiami keluarga bupati yang lama, karena

               harus mengganti kerugian yang mahal.
                   Tanah pekarangan Patih Danurejo di Kampung Danu-
               rejan didiami keluarganya setelah ia tidak menduduki jabatan
               sebagai patih. Di sekeliling tanah pekarangan itu terdapat
               para indung cangkok, sedangkan keluarga Patih menjadi patuh
               yang memiliki hak istimewa terhadap tanah kasultanan itu.
               Demikian pula, kyai penghulu di Kauman menempati tanah
               pekarangan kasultanan sebagai tanah apanage. Penghulu
               landraad di Karangkajen menempati tanah pekarangan kasul-
               tanan sebagai tanah lungguh, tetapi pada akhir abad XIX
               setelah jabatannya digantikan oleh penghulu berikutnya, ia
               bersama pegawai-pegawai masjid menerima tanah peka-
               rangan satu kalurahan. Penghulu berkedudukan sebagai
               patuh yang memiliki indung cangkok berhak memungut
               bayaran dari penghasilan penduduk. 47


                   46  “Verslag omtrent Stand der hervorming”, no. 1921, Koleksi
               ANRI bundel Binnenlandsch Bestuur.
                   47  Mochammad Tauchid, op.cit., hlm. 146.

                                                                   93
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117