Page 127 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 127
Nur Aini Setiawati
maka dengan pekarangannya yang baru di beli itu, ia berke-
dudukan sebagai indung cangkok, disamping ia menjadi cang-
kok di atas pekarangan jabatannya yang didiami. Dengan
demikian, ia berkedudukan sebagai cangkok di atas peka-
rangan sendiri dan menjadi indung cangkok bagi peka-
rangannya yang baru dibeli. Sebagai indung cangkok peka-
rangannya yang baru itu, ia memiliki kewajiban-kewajiban
pada kawedanan atau kepada cangkoknya. Kewajiban-
kewajiban itu dapat diganti dengan uang (duwit penanggalan).
Apabila pembeli adalah orang Indonesia, mereka harus
membayar kepada kawedanan, tetapi bila pembeli itu bukan
orang Indonesia, mereka harus membayar kepada keraton.
Jumlah uang sebagai pengganti kewajiban yang diberikan
kepada pemakai pekarangan itu adalah f.0.01 tiap-tiap meter
persegi.
Pemindahan hak atas pekarangan dapat pula dilakukan
dengan cara melepaskan (ngrilalake, nglintirake) kepada anak
kandung atau anak angkat, berkali-kali, dengan cara pen-
jualan pekarangan. 69
Abdi dalem dapat pula mengalihkan sebagaian peka-
rangannya kepada orang lain. Di daerah perkotaan yang
penduduknya sangat padat, tanah memiliki nilai yang cukup
tinggi. Oleh karena itu, sebagaimana yang terjadi di Kam-
pung Bumijo, abdi dalem terpaksa mengalihkan sebagian
pekarangannya kepada orang lain. Pemegang hak awal tetap
memegang cangkok pekarangan, sedangkan mereka yang
69 Ibid.
108