Page 128 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 128
Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
menerima sebagian pekarangan itu menjadi indung cangkok,
kecuali cangkok berbuat salah, mereka dapat diusir melalui
perantara pengadilan. Cangkok asli itu menjadi patuh cangkok
(lurah cangkok). Indung cangkok berkewajiban membayar
kepada patuh, sehingga indung itu dapat menjual sendiri tanah
atau sebagian pekarangannya dengan persetujuan patuh dan
kawedanan.
Indung cangkok ini sering pula membagi tanah peka-
rangannya, sehingga indung baru yang menerima sebagian
pekarangan dari indung cangkok itu berkedudukan sebagai
indung cangkok kawedanan. Dengan demikian, ia tidak
menjadi indung orang yang memberikan sebagian tanahnya
itu. 70
Para abdi dalem keraton sering pula mengadakan pertu-
karan tanah pekarangan yang dimilikinya. Pertukaran tanah
saling terjadi di antara dua prajurit yang tidak dapat tinggal
di luar kampungnya. Masalah ini dapat menimbulkan seng-
keta di antara mereka. Mereka memiliki wewenang untuk
mencabut kembali persetujuan yang diberikan.
Pemindahan hak lainnya dilakukan dengan cara jual gadai
yaitu pemilik tanah diberi pinjaman uang dengan jaminan
tanah. Pada mulanya, pemilik tanah datang kepada orang
yang punya uang yang mau menggadaikan tanah. Setelah
tawar-menawar dengan kata sepakat mengenai besarnya
uang gadai, pemilik tanah menerima uang gadainya, selan-
jutnya pemilik tanah mengembalikan jumlah uang pin-
70 Ibid., hlm. 207.
109