Page 196 - Mewujudkan Indonesia Emas 2045
P. 196

Apabila tanah adat berada di kawasan tanah pekarangan desa dan
           di  belakang  tanah  pekarangan  desa tersebut terdapat tanah  milik
           pribadi  masyarakat  adat (Suwitra, 2020). Pembagian  antara  tanah
           pekarangan desa  dan  tanah  milik  pribadi diatur dalam  awig-awig
           masing desa adat. Dalam kondisi saat ini karena tanah sangat bernilai
           harganya, masyarakat sudah melek akan berharganya tanah tersebut
           sehingga mensertipikatkan  tanah  tersebut (Prana Suta  Arsadi  et
           al.,  2020).  Menimbulkan  pertikaian antara  kepala desa adat dan
           masyarakat desa adat yang tidak mengetahui batas pasti tanah adat
           yang mereka tempati dengan tanah pribadi miliknya. Dalam hal ini
           penetapan batas bidang tanah dilakukan dengan menerapkan asas
           kontradiktur delimitasi. Petugas ukur sangat berperan dalam hal ini
           selain melakukan pengukuran terhadap bidang tanah, petugas ukur
           juga berperan  dalam  penetapan batas bidang  tanah.  Pengukuran
           bidang tanah dibuat dalam Daftar Isian (DI) 107 yang berupa gambar
           ukur. Gambar ukur menampilkan data hasil ukuran lapangan, lokasi
           bidang tanah, tanda tangan dari masyarakat adat yang menempati
           bidang tanah dan pengurus desa adat.
               Dalam wawancara dengan  pemimpin desa adat di  Desa  Adat
           Semate, Bapak I Gede Suryadi, S.H menyebutkan bahwa suatu aspek
           yang menyebabkan  pengakuan  tanah  adat menjadi  tanah milik
           pribadi  disebabkan oleh  tidak adanya  kesadaran dari  masyarakat
           adat dengan menaati awig-awig yang berlaku, serta ketidaktahuan
           masyarakat bahwa tanah tersebut merupakan tanah adat (Apriyani,
           2018).  Kurangnya  pengetahuan  serta kesadaran masyarakat  adat
           mengenai  tanah  adat  menyebabkan  berbagai  permasalahan  yang
           terjadi pada pensertipikatan tanah adat di Bali. Masalah tersebut di
           antaranya:









                                                      Strategi Pengendalian    179
                                               Pensertipikatan Tanah Adat di Bali
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201