Page 37 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 37
LANDASAN KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN EKONOMI
ekspor bahan-bahan mentah di pasar dunia (Amerika Se-
rikat dan Eropa Barat) dan kenaikan nilai impor barang-
barang hasil industri. Dalam kondisi ini, pemerintah ha-
rus menanggung beban kemerosotan nilai ekspor komo-
diti utama seperti gula, kopi, karet, minyak kelapa sawit,
timah, batubara, dan tekstil. 33
Merosotnya nilai ekspor terhadap impor ini secara
langsung memukul perekonomian Indonesia karena erat-
nya keterkaitan produksi Indonesia dengan perdagangan
internasional. Gambarannya demikian: Pertama, sebagi-
an besar hasil produksi diekspor dan dengan demikian
permintaan luar negeri terhadap hasil produksi meme-
gang peran penting. Kedua, produksi pertanian, pertam-
bangan dan industri, serta transportasi sebagian besar
bergantung pada impor. Dengan meningkatnya jumlah
impor, maka dipastikan hal tersebut mempengaruhi pula
tingkat produksi Indonesia secara keseluruhan. 34
Sepanjang pemerintahan kabinet parlementer, keter-
gantungan pada ekspor tanaman keras diperdalam oleh
kebijakan yang bersandar pada kekuatan modal asing.
Awalnya, kehadiran modal asing dimaksudkan untuk me-
matahkan struktur perekonomian kolonial dengan men-
dorong proses industrialisasi dalam negeri. Di samping
itu, pemerintah berharap memiliki cukup dana untuk
membiayai kemajuan golongan pengusaha pribumi me-
lalui dukungan finansial dan pemberian lisensi impor. 35
Namun toh industrialisasi lebih lanjut tidak berjalan
33. Bank Indonesia. Laporan Tahun Pembukuan 1958-1959. G. Kolf & Co:
Indonesia. 1958. hal. 14-17.
34. Ibid., hal. 19.
35. Richard Robinson. Indonesia, The Rise of Capital. Allen & Unwin Pty. Ltd.
Australia. Hal. 63-65.
31

