Page 44 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 44
TANAH BAGI YANG TAK BERTANAH
baran bahwa munculnya gerakan petani di Indonesia
dirangsang oleh tuntutan-tuntutan yang diciptakan oleh
perkembangan revolusi pada saat itu. Ketika para pe-
mimpin revolusi Indonesia mulai merasakan kebutuhan
keterlibatan mayoritas penduduk di pedesaan, pada saat
itu pula awal dimulai berdirinya organisasi petani. Bah-
kan, dikarenakan pada awalnya pengaruh BTI terbatas di
wilayah sekitar perkebunan-perkebunan besar, para
pemimpin organisasi tani merasa membutuhkan bantuan
Sri Sultan Hamengkubuwono untuk menarik simpati
mayoritas petani di desa dalam program perjuangan BTI
pada saat itu.
Perkembangan lebih lanjut menunjukkan bahwa
meskipun para pemimpin Islam telah mendirikan STII,
namun tidak terdapat perbedaan yang memisahkan
kedua organisasi tersebut dalam menyelesaikan per-
soalan “pendudukan” tanah-tanah perkebunan oleh
petani. Berdasarkan tekanan kedua organisasi tersebut,
pemerintah Republik pada tahun 1948 mensahkan
undang-undang yang mengatur masalah tanah perke-
bunan dan perlindungan bagi kaum tani yang menduduki
tanah-tanah tersebut.
Dengan demikian, bahwa dalam sejarah Indonesia,
berkembangnya gerakan petani dan organisasi-organisasi
petani bersamaan waktunya dan memiliki hubungan
langsung dengan perkembangan politik yang dihadapi
selama revolusi Indonesia.
Setelah terjadinya peristiwa Madiun 1948 dan PKI ke-
hilangan pengaruhnya dalam arena politik untuk sesaat,
nasib kepemimpinan organisasi massa tani BTI berada di
tangan para pemimpin partai MURBA. Sejak saat itu, se-
dikit banyak perbedaan orientasi politik dan ideologi
38

