Page 46 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 46
TANAH BAGI YANG TAK BERTANAH
nya dengan menghilangnya pengaruh PKI dalam BTI
yang merupakan organisasi massa tani terbesar pada saat
itu. Untuk mendapatkan kembali ruang baru dalam arena
politik nasional, mereka pun mendirikan RTI. Tahap
selanjutnya adalah usaha mengembalikan pengaruh me-
reka dalam gerakan tani dengan mencoba memajukan
kerjasama dengan BTI terhadap masalah-masalah yang
dihadapi oleh kaum tani di Indonesia. Setelah RTI ber-
hasil merebut pengaruh dalam perkembangan gerakan
tani, mereka mulai mendekati kembali BTI dan meng-
ajukan front persatuan petani pada tahun 1953.
Berdasarkan kerjasama dalam front persatuan terse-
but, pengaruh mereka semakin meluas dengan berfusinya
RTI, BTI, dan SAKTI (Sarekat Tani Indonesia) dalam satu
organisasi yang tetap menggunakan nama BTI. Tapi fusi
ini sendiri mendorong perpecahan dalam tubuh BTI, ter-
utama di kalangan pemimpin moderat dan kaum sosialis,
di mana akhirnya mereka pun memisahkan diri dari BTI
dan mendirikan Gerakan Tani Indonesia.
Dari uraian di atas, telah digambarkan bagaimana
dinamika gerakan tani di Indonesia sejajar dengan
perkembangan orientasi politik dan pengorganisasian di
antara pemimpin. Tetapi pertanyaan yang masih patut
dijawab adalah bagaimanakah organisasi-organisasi
tersebut mendapatkan pengaruhnya di kalangan petani di
wilayah pedesaan? Secara sepintas tadi telah disebutkan,
bahwa perkembangan organisasi tani dan gerakan tani
berawal dari konflik-konflik yang terjadi di dalam wilayah
pertanian yang lebih maju, yaitu di sekitar wilayah perke-
bunan besar milik Belanda. Hal ini dikarenakan persoal-
an tersebut telah menjadi suatu tema penting bagi propa-
ganda di kalangan pemimpin tani. Masalah penyelesaian
40

