Page 51 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 51
PEMERINTAHAN REPUBLIK DAN MASALAH AGRARIA
industri gula, di samping mereka tidak terlalu sulit me-
nerapkan gagasan-gagasan politiknya karena di tempat-
tempat seperti itu, massa petani memiliki tingkat pen-
didikan yang relatif lebih baik.
Berbeda halnya apabila kemudian mereka berhubung-
an dengan wilayah pedesaan yang lebih jauh dari pusat
ekonomi modern. Mereka menghadapi kendala-kendala
seperti masalah buta huruf, tingkat kesadaran politik yang
rendah dsb. Hal ini menyebabkan metode yang mereka
lakukan tidak dapat bersandar hanya pada instruksi pim-
pinan pusat. Mereka harus memulai teknik pengorgani-
sasian dengan beradaptasi dengan situasi yang dihadapi.
Pada umumnya, untuk menarik dukungan massa yang
luas, di tempat-tempat seperti itu pengaruh tokoh-tokoh
yang dihormati masyarakat setempat lebih efektif sebagai
sarana merebut simpati di kalangan petani.
KEBIJAKAN AGRARIA SETELAH REVOLUSI INDONESIA
Hancurnya kekuasaan kolonial awal tahun 1942 memiliki
arti penting yang lebih dari sekadar peralihan tampuk ke-
kuasaan dari tangan penguasa kolonial ke penguasa
Jepang dan akhirnya ke pemerintah Republik Indonesia
yang berdaulat. Bila situasi semasa kemerdekaan itu di-
tinjau dari perspektif sosiologis, terungkaplah bahwa
hancurnya kekuasaan kolonial membawa kehancuran
pula dalam nilai-nilai kepatuhan, aturan, disiplin sosial
ekonomi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia,
khususnya Jawa.
Puluhan tahun kekuasaan kolonial telah memberikan
pemahaman dan citra tentang bangunan sosial yang se-
45

