Page 47 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 47

PEMERINTAHAN REPUBLIK DAN MASALAH AGRARIA

               pendudukan tanah perkebunan serta peralihan hak kon-
               versi melahirkan suatu aktivitas yang militan di kalangan
               kader-kader organisasi tani. Kasus Tanjung Morawa di
               Sumatera Timur dan Peristiwa Jengkol di Kediri meru-
               pakan salah satu contoh bagaimana dalam menyelesaikan
               masalah tersebut, masing-masing organisasi tani mena-
               rik dukungan massa yang lebih luas.
                  Tetapi problem baru muncul saat dilangsungkannya
               Pemilihan Umum 1955. Di antara partai politik yang sa-
               ling bersaing pada saat itu, prioritas perolehan suara
               difokuskan di wilayah pedesaan tempat mayoritas pen-
               duduk berdiam. Tugas seperti ini jelas diemban oleh ma-
               sing-masing organisasi massa tani yang berkaitan lang-
               sung dengan penduduk wilayah pedesaan. Masalahnya
               adalah bagaimanakah mendapatkan simpati dan dukung-
               an penduduk pedesaan saat itu, mengingat perhatian ter-
               besar masing-masing organisasi tersebut berpusat pada
               wilayah-wilayah perkebunan besar. Sedangkan wilayah
               pedesaan lainnya masih luput dari perhatian.
                  PETANI sebagai bagian dari kekuatan PNI memulai
               usaha mereka melalui saluran-saluran birokrasi yang ada
               di desa. Mereka tidak menyerukan program yang terlalu
               spesifik bagi mayoritas kaum tani, tapi lebih berusaha
               mendapatkan dukungan dan simpati di kalangan petani
               bagi organisasi mereka. Demikian juga PETANU yang
               merupakan organisasi massa petani milik NU. Dukungan
               dan simpati bagi organisasi tersebut diperoleh melalui
               jalur tradisional seperti pesantren dan tokoh-tokoh
               ulama.
                  Hal yang hampir serupa terjadi pula dalam tubuh
               BTI. Untuk mendapatkan simpati massa pedesaan, mere-
               ka bergerak di antara para pemimpin informal yang ber-


                                        41
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52