Page 55 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 55

PEMERINTAHAN REPUBLIK DAN MASALAH AGRARIA

               tanggal 13 November 1947, Dewan Perwakilan Rakyat
               Surakarta mengumumkan pembekuan hak konversi.
               Pembentukan Panitia Tanah Konversi dan dukungan
               penghapuasan hak-hak konversi menyebabkan pada
               tahun 1948 parlemen mengakhiri hak konversi berdasar-
               kan Undang-undang No. 13 Tahun 1948. 7
                  Tanggal 21 Mei 1948, Presiden Soekarno membentuk
               Panitia Agraria Yogyakarta yang bertugas merumuskan
               permasalahan agraria saat itu dan memberikan saran-
               saran bagi parlemen dalam menyusun undang-undang
               Agraria di Indonesia. Panitia tersebut pada bulan Juli
               1948 memberi masukan pada pemerintah dengan saran-
               saran agar pemerintah segera menghapuskan perbedaan
               hukum agraria dalam sistem hukum agraria kolonial,
               redistribusi tanah kepada kaum tani, penghapusan perke-
               bunan swasta, peraturan tentang persewaan tanah [sis-
               tem bagi-hasil] dll. Pada intinya, saran-saran panitia ter-
                                8
               sebut memberikan kekuasaan dan wewenang kepada
               negara dalam menata struktur agraria.
                  Pengakuan secara yuridis kedaulatan Indonesia oleh
               Belanda sejak Konferensi Meja Bundar (KMB) Desember
               1949 memberikan kesempatan penuh bagi para politisi
               untuk segera menyusun struktur politik negara baru den-
               gan pembentukan kabinet parlementer. Sehubungan
               dengan masalah agraria, pemerintah kabinet parlementer
               memulai suatu rancangan peraturan yang akan mengatur
               masalah-masalah agraria. Namun demikian, usaha pe-
               merintahan kabinet parlementer untuk melakukan pe-
               rombakan terhadap hukum agraria kolonial ini dijalan-


               7. Ibid., hal 44-45.
               8. Ibid., hal 46-47.

                                        49
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60