Page 139 - Prosiding Agraria
P. 139
124 STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
“Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan” (LP2B/SFAL). Tujuan kedua adalah untuk mencegah
konversi lahan pertanian. Lahan sawah LP2B dilindungi undang-undang dan tidak boleh
dialihfungsikan selama dua puluh tahun untuk tujuan lain selain pertanian. Pemerintah
kabupaten menetapkan LP2B melalui peraturan daerah (PERDA) yang menentukan area
yang akan dilindungi. Pemerintah Kabupaten Sleman dalam mengontrol alih fungsi lahan
pertanian telah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang kemudian diintegrasikan kedalam rencana
tata ruang yang dituang dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman 2021-2041. Perda Nomor 13 Tahun 2021 kemudian
diturunkan kedalam Perbub Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Rencana Detail
Tata Ruang Sleman Timur Tahun 2021-2040, Perbub Kabupaten Sleman Nomor 57 Tentang
Rencana Detail Tata Ruang Sleman Barat Tahun 2021-2041, dan Perbub Kabupaten Sleman
Nomor 80 Tahun 2023 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten Sleman Tahun 2021-
2041.
Strategi dalam mengontrol alih fungsi lahan pertanian tidak hanya melalui peraturan
yang menjadi payung hukum jelas namun juga melalui sanksi dan program-program lainnya.
Sanksi yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman berupa sanksi administratif.
Program pengendalian alih fungsi lahan pertanian dapat berupa konsolidasi tanah pertanian,
serta reforma agraria baik berupa legalisasi aset maupun penataan akses.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode sequential explanatory, yang mengkombinasikan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara berurutan (Creswell & Plano Clark, 2007). Metode
ini dilakukan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan dan mengkaji peran reforma
agraria dalam mengendalikan alih fungsi lahan di Kabupaten Sleman. Pendekatan kuantitatif
melibatkan analisis spasial untuk memproyeksikan tutupan lahan pada tahun 2016 dan
2023. Lalu untuk pendekatan kualitatif melibatkan wawancara dan studi dokumen tentang
reforma agraria di Kabupaten Sleman. Proses analisis data dimulai dengan pengolahan citra
satelit Sentinel 1A untuk tahun 2016 dan Sentinel 2A untuk tahun 2023. Pengolahan citra
dilakukan menggunakan teknik analisis berupa Supervised Classification untuk menghasilkan
tutupan lahan. Dilakukan uji akurasi dengan confusion matrix untuk mengidentifikasi
dan menganalisis alih fungsi lahan yang terjadi. Analisis spasial ini digunakan untuk
memperlihatkan seberapa besar alih fungsi lahan yang terjadi di Kabupaten Sleman. Dari
hasil analisis tersebut kemudian dikaitkan dengan pengendalian alih fungsi lahan melalui
program reforma agraria. Pendekatan kualitatif akan menjelaskan apakah program reforma
agraria telah diimplementasikan secara efektif untuk mengendalikan alih fungsi lahan atau
belum.