Page 33 - Prosiding Agraria
P. 33

PENERAPAN SISTEM ADAT UNTUK REFORMA AGRARIA

                                     DI SEKITAR KAWASAN HUTAN:
                    STUDI KASUS NAGARI PAGADIH, SUMATERA BARAT


                Dwiki Ridhwan , Jefri Nurrahman , Soniartha Simarmata , Ade Susanto , Syafredo
                                1*
                                                    2*
                                                                             3
                                                                                                       5
                                                                                            4
                                     12345  World Resources Institute (WRI) Indonesia
                        *corresponding author: dwiki.ridhwan@wri.org, jefri.nurrahman@wri.org






            Abstract: The village/Nagari Pagadih, Agam Regency, West Sumatra Province, offers unique characteristics for
            studying Agrarian Reform (Reforma Agraria). Situated predominantly within Forest Estate (Kawasan Hutan),
            the community of Nagari Pagadih has established Nagari Regulations on land and forest resource management
            based on “Kaum” (constituent of a clan within a customary community), following the Minangkabau customary
            system. Through ethnographic approach and semi-structured interviews, this research explores the application
            of customary practices in Pagadih and how their implementation can support Agrarian Reform. By gathering
            perspectives from the Nagari Pagadih Customary Community, local government officials, and expert, the study
            reveals  that  land management  through  the  Social  Forestry  scheme  in  Kawasan  Hutan  or  Agrarian  Reform
            outside Kawasan Hutan needs to be combined with clan-based management to provide space for customary
            communities to practice their customary system. The study concludes that the integration of customary systems,
            Social Forestry, and Agrarian  Reform requires opportunities to  be  implemented as an effort to ensure  legal
            certainty for customary communities and sustainability in natural resource management, while also supporting
            the well-being of customary communities.
            Keywords: Agrarian Reform, Customary, Kaum, Pagadih

            Intisari: Desa/Nagari Pagadih, Kabupaten  Agam, Provinsi Sumatera Barat, menawarkan karakteristik  unik
            dalam studi Reforma Agraria. Terletak di area yang didominasi oleh Kawasan Hutan, masyarakat Nagari Pagadih
            telah menetapkan Peraturan Nagari mengenai pengelolaan sumber daya lahan dan hutan berbasis “Kaum”, sesuai
            dengan sistem adat Minangkabau. Melalui pendekatan etnografi dan wawancara semi-terstruktur, penelitian
            ini  mengeksplorasi  praktik  penerapan  adat  di  Pagadih  dan  bagaimana  penerapannya  dapat  mendukung
            implementasi Reforma Agraria. Dengan menggali perspektif dari Masyarakat Adat Nagari Pagadih, pemerintah
            daerah, dan pakar, penelitian ini mengungkapkan bahwa pengelolaan lahan dengan skema Perhutanan Sosial
            di Kawasan Hutan atau Reforma Agraria di luar Kawasan Hutan perlu dikombinasikan dengan pengelolaan
            berbasis kaum agar dapat memberi ruang bagi masyarakat adat untuk mempraktikkan sistem adat. Penelitian ini
            menyimpulkan bahwa integrasi sistem adat, Perhutanan Sosial, dan Reforma Agraria membutuhkan kesempatan
            untuk diterapkan sebagai upaya memberikan kepastian hukum bagi masyarakat adat dan keberlanjutan dalam
            pengelolaan sumber daya alam, serta mendukung kesejahteraan masyarakat adat.
            Kata Kunci: Adat, Kaum, Pagadih, Reforma Agraria
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38