Page 44 - Prosiding Agraria
P. 44
Penerapan Sistem Adat untuk Reforma Agraria di Sekitar Kawasan Hutan: 29
Studi Kasus Nagari Pagadih, Sumatera Barat
Gambar 2. Sosialisasi Peraturan Nagari dan Pemetaan Wilayah Ulayat Suku dan Kaum (kiri,
tengah), Pemetaan ulayat yang dilakukan oleh ninik mamak diatas peta (kanan) Sumber:
Dokumentasi Peneliti
Setelah sosialisasi dan kesepakatan antar ninik mamak tercapai, fasilitator memetakan
ulayat suku dan kaum menggunakan peta dua dimensi berukuran besar. Fasilitator membuat
titik-titik pada peta untuk membantu Ninik Mamak mengidentifikasi lokasi ulayat mereka
berdasarkan hamparan dan letak lokasi. Fasilitator kemudian melanjutkan dengan pemetaan
lapangan yang dilakukan bersama anak kemenakan. Fasilitator melatih anak kemenakan
menggunakan aplikasi pemetaan pada smartphone. Pengetahuan tentang ulayat sangat
penting, sehingga fasilitator mengadakan rapat suku/kaum sebelum pemetaan untuk
mengidentifikasi lahan yang akan dipetakan oleh anak kemenakan sebagai perwakilan kaum.
Proses ini memudahkan identifikasi lokasi ulayat. Fasilitator memastikan pendapat dari setiap
anggota suku/kaum diperhatikan untuk membantu perwakilan mengidentifikasi lokasi.
Gambar 3. Pelatihan penggunaan alat pemetaan kepada anak kemenakan perwakilan suku/kaum
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 4. Pemetaan lapangan oleh anak kemenakan di areal hutan (kiri) dan di areal
persawahan (kanan)
Sumber: Dokumentasi Peneliti