Page 76 - Prosiding Agraria
P. 76

Redistribusi Pemanfaatan Tanah Dengan Kolaborasi Pemberdayaan Petani   61
                                                      (Studi Kasus Penyelesaian Konflik di Kecamatan Keera Kabupaten Wajo)

             tidak semudah seperti membalikan telapak tangan, pemberdayaan ternyata tidak sebanding
             dengan realisasinya, (Anwas, 2013).

                  Kolaborasi pemberdayaan merupakan pendekatan yang melibatkan berbagai pihak atau
             stakeholder  dalam  upaya  meningkatkan  kemandirian,  kapasitas,  dan  keberdayaan  suatu
             kelompok atau komunitas. Tujuan utama dari kolaborasi pemberdayaan adalah menciptakan

             dampak positif dan berkelanjutan dalam kehidupan dan kondisi kelompok sasaran. Dalam
             kolaborasi  pemberdayaan,  berbagai  pihak  yang  terlibat  bekerja sama secara  aktif, saling
             berbagi  pengetahuan, sumber daya, dan  keterampilan  untuk  mencapai  tujuan yang  telah

             ditetapkan.  Pihak-pihak  yang  terlibat  dapat meliputi  pemerintah,  organisasi masyarakat,
             lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, akademisi, dan kelompok sasaran itu sendiri.

                  Proses pemberdayaan komunitas petani melibatkan langkah-langkah seperti identifikasi
             kebutuhan dan  masalah  komunitas  petani;  mendorong  partisipasi aktif  petani dalam
             merencanakan dan mengambil keputusan, memberikan pelatihan dan pendidikan kepada

             petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam praktik pertanian,
             memberikan akses petani kepada sumber daya yang relevan, seperti lahan, air, bibit, pupuk, dan
             teknologi pertanian, Mendorong kolaborasi dan kerja sama antar petani serta pembentukan
             kelompok-kelompok petani, Membantu petani dalam mengakses pasar, memperoleh harga
             yang adil, dan mengembangkan usaha pertanian berbasis nilai tambah, Membangun jaringan

             dan  kemitraan dengan  pemerintah, organisasi  non-pemerintah,  lembaga  penelitian, dan
             sektor swasta untuk mendukung pemberdayaan komunitas petani.

                  Dalam proses pemberdayaan  komunitas petani  di  Keera,  terdapat  beberapa  skema
             kolaborasi pemberdayaan petani pasca disepakatinya redistribusi pemanfaatan tanah antara
             PTPN wilayah I dengan masyarakat, antara lain (1) Skema kemitraan: PTPN dapat menjalin

             kemitraan dengan masyarakat untuk membantu dalam pengelolaan lahan pertanian. Dalam
             skema ini, PTPN wilayah I menjadi inti, dan masyarakat menjadi plasma perkebunan sawit.
             (2) Program pendampingan kemitraan: PTPN wilayah I dapat memberikan pendampingan
             kepada  masyarakat dalam  hal  teknik  pertanian  yang  modern dan efisien dengan  pola

             kemitraan dengan perjanjian kerja sama operasional untuk tanaman selain sawit yang sesuai
             dengan kondisi  tanah Keera  dan  tidak berpengaruh  terhadap  proses  produksi  sawit. (3)
             Penyusunan perjanjian kerja sama antara PTPN wilayah I dengan mitra sanding masyarakat:
             setelah disepakati lokasi, luas tanah dan jumlah masyarakat serta jumlah kelompok petani

             yang memperoleh redistribusi pemanfaatan, mitra sanding membuat perjanjian kerja sama
             dengan masyarakat,  dan masyarakat  disini  bukan  perorangan melainkan  dalam bentuk
             kelembagaan, berdasarkan perjanjian tersebut mitra sanding membuat perjanjian dengan
             PTPN wilayah I terkait pemberdayaan masyarakat.

                  Berdasarkan pemetaan dan analisis situasi, setiap komunitas memiliki karakteristik yang

             unik, sehingga pendekatan pemberdayaan harus disesuaikan dengan kebutuhan, nilai, dan
             aspirasi mereka. Proses pemberdayaan haruslah berdasarkan pada kerja sama, partisipasi,
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81