Page 71 - Prosiding Agraria
P. 71

56      STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

                 Tujuan  pelaksanaan  reforma  agraria, meliputi: Penyediaan kepastian  tenurial bagi
            masyarakat yang tanahnya berada dalam konflik agraria, mengidentifikasi subyek penerima
            dan  obyek  tanah-tanah  yang  akan  diatur kembali hubungan kepemilikannya, mengatasi

            kesenjangan penguasaan tanah dengan meredistribusikan dan melegalisasikan Tanah-tanah
            Obyek Reforma  Agraria (TORA)  secara kelompok maupun  perorangan  sebagai menjadi
            milik rakyat, mengentaskan kemiskinan dengan perbaikan tata guna tanah dan membentuk
            kekuatan-kekuatan  produktif baru,  memastikan  tersedianya  dukungan kelembagaan
            di  pemerintah  pusat dan daerah,  dan  memampukan desa  untuk  mengatur  penguasaan,

            pemilikan,  penggunaan dan  pemanfaatan  tanah,  sumber daya alam, dan wilayah  kelola
            desanya, (G, irwan 2019).

                 Selain itu, yang paling penting dari kehadiran reforma agraria adalah untuk menangani
            konflik atau sengketa di bidang agraria yang terus terjadi. Salah satu sengketa tanah dalam
            keperdataan, yaitu sengketa tentang penyorobotan tanah. Penyerobotan tanah masuk kedalam

            masalah penguasaan dan pemilikan tanah, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat,
            kepentingan mengenai status penguasaan di atas tanah tertentu yang tidak atau belum dilekati
            hak (tanah negara), maupun yang telah dilekati oleh pihak tertentu, (Amaliyah,2021.).

                 Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2023 melaksanakan program GTRA dibeberapa
            Kabupaten dan salah satunya adalah di Kabupaten Wajo. Kegiatan GTRA di Kabupaten Wajo

            di fokuskan pada lokasi potensi TORA yang bersumber dari Lokasi Konflik Masyarakat pada
            Aset PTPN Wilayah I di Kecamatan Keera, Kecamatan Gilireng dan Kecamatan Maniangpajo
            Desa Ciromanie, Passaloreng, Awota, Awo, Arajang, Labawang, Minagatellue, Inrello. Hal

            ini juga sebagai salah satu Upaya Penyelesaian Konflik dengan masyarakat pada aset PTPN
            Wilayah I. Pemilihan obyek TORA tersebut didasarkan pada kondisi konflik agraria antara
            Masyarakat dengan PTPN Wilayah Iyang telah berlangsung lama dan berlarut larut. Luas
            tanah yang menjadi sengketa adalah 1.934 Ha. Dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1200,
            (GTRA, Tim, 2023). Lokasi potensi TORA pada Kabupaten Wajo dapat dilihat pada gambar

            berikut ini:
























                                Gambar 3, Peta Lokasi Pendataan Potensi TORA Kabupaten Wajo.
                                            Sumber: GTRA Sulawesi Selatan 2023
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76