Page 69 - Prosiding Agraria
P. 69

54      STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

            sering didukung  oleh  intervensi  pemerintah.  Pengambilan  tanah-tanah  rakyat dilakukan
            dengan berbagai cara, mulai penggusuran dengan menggunakan kekerasan, penaklukan dan
            manipulasi ideologis dengan cara-cara yang melanggar hak asasi manusia, (Tambunan, 2017).

                 Hukum  Tanah muncul  sebagai  sebuah jawaban  atas kepentingan manusia  terhadap
            tanah.  Hukum memberikan batas  atas kepemilikan  tanah.  Tanah  tidak  dapat  dilepaskan

            pengaturannya  pada hubungan  yang bersifat  privat/individu murni,  akan  tetapi  tanah
            merupakan sebuah domein negara. Tanah menjadi sumber bagi pencapaian kemakmuran
            sebuah bangsa,  dan ketika berbicara bangsa maka negara berperan  secara  aktif  dalam

            pengelolaan dan pemanfaatan tanah. Pasal 33 (3) UUD 1945 memberikan landasan juridis
            atas penguasaan sumber daya alam, salah satunya adalah  tanah.  Inilah  konsep dasar  hak
            menguasai negara atas tanah yang bertujuan untuk mencapai sebuah taraf kemakmuran bagi
            rakyat Indonesia. Akan tetapi pada dataran implementasi yang terjadi justru banyak muncul
            konflik tanah, (Zakie, 2016).




























                                             Gambar 2, Data Kasus Pertanahan
                 Dalam rangka mewujudkan tanah untuk keadilan dan kesejahteraan politik, arah dan

            kebijakan pertanahan didasarkan pada empat prinsip: (1) pertanahan harus berkontribusi
            secara nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan melahirkan sumber-sumber baru
            kemakmuran rakyat, (2) pertanahan harus berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan
            tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dalam kaitannya dengan pemanfaatan,

            penggunaan, penguasaan, dan pemilikan tanah, (3) pertanahan harus berkontribusi secara
            nyata dalam menjamin keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan
            Indonesia dengan memberikan akses seluas luasnya pada generasi akan datang pada sumber-
            sumber ekonomi masyarakat—tanah, dan (4) pertanahan harus berkontribusi secara nyata

            dalam menciptakan tatanan kehidupan bersama secara harmonis dengan mengatasi berbagai
            sengketa dan konflik pertanahan di seluruh tanah air dan menata sistem pengelolaan yang
            tidak lagi melahirkan sengketa dan konflik di kemudian hari, (Winoto, 1993).
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74