Page 78 - Pengakuan dan Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Kawasan Hutan
P. 78

dan 38 UUPA baru sebagian hak atas tanah yaitu permukaan bumi baik
             terhadap tanah yang sudah ada haknya (hak lama) maupun terhadap tanah
             yang belum ada haknya (tanah negara), dan pendaftaran (dalam daftar
             tanah) terhadap tanah negara bertujuan untuk menyediakan informasi
             kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk Pemerintah serta
             untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Dari ketentuan
             Pasal 9 ayat (1) PP Nomor 24 Tahun 1997, tanah ulayat tidak termasuk
             ke dalam obyek pendaftaran tanah. Terhadap tidak dimasukkannya tanah
             ulayat sebagai obyek pendaftaran tanah, Boedi Harsono berpendapat
             bahwa hak ulayat tidak akan didaftar. UUPA tidak memerintahkan
             pendaftarannya, dan dalam PP No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran
             Tanah, hak ulayat secara sadar tidak dimasukkan dalam obyek pendaftaran
             tanah. Secara teknis tidak mungkin, karena batas-batas tanahnya tidak
             mungkin dipastikan tanpa menimbulkan sengketa antar masyarakat
             hukum yang berbatasan. Ringkasnya, terhadap hak penguasaan atas tanah
             (hak ulayat) di kawasan hutan adat belum diamanatkan untuk dilakukan
             pendaftarannya sebagaimana UUPA, padahal eksistensi hak ulayat tersebut
             diakui oleh peraturan perudang-undangan.
                   Di atas sudah dijelaskan bahwa hak penguasaan atas tanah di
             kawasan hutan adat merupakan hubungan hukum antara masyarakat adat
             dengan tanah ulayatnya melahirkan hak ulayat. Hak ulayat ini merupakan
             hak kolektif yang dimiliki oleh masyarakat hukum adat dan juga harus
             diakui dan dilindungi oleh Negara. Eksistensi Masyarakat Hukum Adat
             dan Tanah Ulayat (hak penguasaan atas tanah di kawasan hutan adat) di
             Indonesia diakui secara tegas dalam konstitusi Negara. Pasal 18B ayat
             2 UUU 1945 menyatakan bahwa negara mengakui dan menghormati
             kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
             sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat
             dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Eksistensi tersebut
             lebih dipertegas lagi dalam Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/
             PUU-X/2012, yang menetapkan bahwa masyarakat hukum adat selain



             (1)  Obyek pendaftaran tanah meliputi: a. bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik,
                   hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai; b. tanah hak pengelolaan; c. tanah
                   wakaf; d. hak milik atas satuan rumah susun; e. hak tanggungan; f. tanah Negara.
             (2)   Dalam hal tanah Negara sebagai obyek pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud pada
                   ayat (1) huruf f, pendaftarannya dilakukan dengan cara membukukan bidang tanah yang
                   merupakan tanah Negara dalam daftar tanah.


                                                  Hasil Penelitian dan Pembahasan  71
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83