Page 79 - Pengakuan dan Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Kawasan Hutan
P. 79

memegang hak atas tanah ulayat sekaligus memegang hak  atas  hutan
             adat. Hak ulayat merupakan serangkaian wewenang dan kewajiban suatu
             masyarakat hukum adat yang berhubungan dengan tanah yang terletak
             dalam wilayahnya. 77
                   Bertitik tolak dari arti penting pendaftaran (hak atas tanah)
             sebagaimana amanat Pasal 19 UUPA yaitu mewajibkan pada pemerintah
             untuk menyelenggarakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah
             Republik Indonesia,  sudah sewajarnya terhadap hak penguasaan atas
             tanah (tanah ulayat) juga perlu dilakukan pengadministrasian dengan
             melakukan kegiatan pendaftarannya minimal pencatatan pada daftar
             tanah sebagaimana pendaftaran terhadap tanah negara. Menurut peneliti,
             pendaftaran terhadap hak penguasaan atas tanah (tanah ulayat) pada buku
             tanah (dan pencatatan pada surat ukur) sampai diterbitkannya sertipikat,
             akan mengalami terkendala dari sisi subyek (pemegang tanah ulayat)
             maupun dari sisi status tanahnya( isi dan kewenangannya).
                   UUPA mengakui keberadaan hak ulayat. Hal ini menjadi dasar
             dikeluarkannya Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN Nomor 5 tahun
             1999 tentang Pedoman Penyelesaian Hak Ulayat Masyarakat Hukum
             Adat. Peraturan Menteri agraria tersebut mengatur mengenai kriteria ada
             atau tidaknya keberadaan hak ulayat masyarakat hukum adat. Setelah
             melalui penelitian yang melibatkan stakeholders, keberadaan hak ulayat
             yang masih ada dinyatakan dalam peta dasar pendaftaran tanah dengan
             membubuhkan suatu tanda kartografi dan apabila memungkinkan,
             menggambarkan batas-batasnya serta mencatatnya dalam daftar tanah.
             Dalam hal ini, tanah ulayat tersebut tidak diterbitkan sertipikat.
                   Dalam rangka menjamin eksistensi tanah ulayat, pemetaan tanah
             ulayat merupakan keniscayaan. Penentuan batas-batas tanah ulayat tidak
             cukup hanya berdasarkan “peta ingatan” dari penguasa-penguasa adat.
             Perlu kejelasan siapa pemilik/penguasa tanah ulayat beserta dengan
             batas-batas yang melingkupinya. Ketidakjelasan tersebut, cenderung
             akan menjadi sumber konflik dimasa mendatang, yang sewaktu-waktu
             dapat menggeliat.  Untuk itu, dalam waktu secepatnya perlu dilakukan
             pemetakan tanah ulayat sebagaimana surat edaran dari otoritas pertanahan,
             dengan langkah-langkah:




                   77 Boedi Harsono, op cit, hlm. 185.


            72      Pengakuan dan Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Kawasan Hutan
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84