Page 156 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 156

Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
               berlaku). 3
                   Dari uraian di bab terdahulu tentang penguasaan
               dan pemilikan tanah, didapatkan gambaran struktur/
               kelas sosial keluarga tani, yakni petani kulian, petani
               buruhan 45 ubin, dan  tunakisma yang menjadi buruh
               tani. Masing-masing melakukan usaha tani secara ber-
               beda-beda yang hasil usahanya berkontribusi terhadap
               pendapatan rumah tangga yang berbeda-beda pula. Jika
               mengikuti pemetaan mengenai tingkah laku ekonomi
               berbagai lapisan masyarakat pedesaan ini, maka dida-
               patkan gambaran sebagai berikut. Bagi golongan petani
               pemilik lahan luas, mereka akan menginvestasikan sur-
               plus pertaniannya ke dalam aktivitas non-pertanian seba-
               gai “strategi akumulasi modal”. Golongan rumah tang-
               ga menengah melakukannya sebagai “strategi kon-
               solidasi”. Sementara bagi golongan rumah tangga mar-
               jinal atau tuna kisma (landless), penyaluran itu berfungsi
                                         4
               sebagai “strategi subsistensi”.  Kaitan antara on farm dan

                   3  Arya Hadi Dharmawan,  “Sistem Penghidupan dan Nafkah
               Pedesaan: Pandangan Sosiologi Nafkah (Livelihood Sociology) Maz-
               hab Barat dan Mazhab Bogor”, Jurnal Sodality, Departemen KPM-
               IPB, vol. 01, no. 02, 2007, hlm. 169-192.
                   4  Gunawan Wiradi, “Industrialisasi Pedesaan”, makalah tidak
               diterbitkan, tt, hlm. 4. Liaht juga, Ben White, “Economic Diversifi-
               cation and Agrarian Change in Rural Java”, dalam Paul Alexander,
               Peter Boomgaard, Benjamin White (eds.), In the Shadow of Agricul-
               ture: Non farm Activities in the Javanese Economy Past and Present
               (Amsterdam: Royal Tropical Institute, 1991), hlm. 41-69.

                                                             135
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161