Page 159 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 159

Ahmad Nashih Luthfi  dkk.
            (1) sawah seluas 165 ubin, 113 ubin, dan 86 ubin; (2)
            tegalan seluas 37 ubin; dan (3) pekarangan, seluas 14
            ubin. Dari keseluruhan sawahnya yang seluas 364 ubin
            (lebih dari 1 kuli), 90 ubin telah diambil hak garapnya
            oleh pemerintah Desa Ngandagan pada masa lurah Su-
            motirto, untuk diberikan kepada rumah tangga tunakisma.
            Sawah buruhan diambil masing-masinng 30 ubin dari 3
            plot yang dimilikinya.
                Saat ini sawah dan tegalan tidak digarap sendiri oleh
            Ny. Subandi Daningtyas, melainkan digarap oleh orang
            lain yang masih memiliki hubungan keluarga, dengan
            sistem bagi hasil. Kuosiennya adalah sebesar 3:1 bagi
            penggarap dengan ketentuan bibit, pupuk, pestisida, dan
            lain-lain dari penggarap. Pemilik tanah hanya
            bermodalkan tanah. Pendapatan dari bagi hasil perta-
            nian dalam satu tahun, sebagai berikut:
            1. Sawah pertama, seluas 135 ubin (165 ubin - 30 ubin = 135
               ubin), mendapatkan hasil bersih Rp. 666.000 per musim.
            2. Sawah kedua, seluas 83 ubin (113 ubin - 30 ubin = 83
               ubin), mendapatkan hasil bersih Rp. 466.000 per musim.
            3. Sawah ketiga, seluas 56 ubin (86 ubin - 30 ubin = 56
               ubin), mendapatkan hasil bersih Rp. 266.000.
            4. Tegalan, seluas 37 ubin:
               2/3 dari Rp. 200.000 = Rp. 132.000.
                Sementara itu, Ny. Subandi Daningtyas juga mela-
            kukan beberapa pengeluaran rutin untuk memenuhi
            kehutuhan keluarganya, antara lain: (1) untuk membeli


            138
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164