Page 173 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 173
Ahmad Nashih Luthfi dkk.
Dengan rata-rata penjualan dalam 1 (satu) musim
sebanyak 30.000 polybag bibit sengon (albasia) yang ting-
ginya 60 cm, Junaidi Hadinoto dapat memperoleh uang
sebesar 30.000 x Rp 300 = Rp 9.000.000. Dengan penda-
patan Rp. 9.000.000 (6 bulan) dan pengeluaran Rp.
902.000 maka usaha pembibitan sengon ini bagi Junaidi
Hadinoto sangatlah menguntungkan.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan keluarga-
nya dalam setahun Junaidi Hadinoto mengeluarkan
biaya, sebagai berikut: (1) untuk makan dan lauk pauk
sebesar Rp 3.600.000; (2) untuk listrik dan gas sebesar Rp
414.000; (3) untuk pendidikan anak sebesar Rp 1.872.000;
(4) untuk hiburan keluarga sebesar Rp 200.000; dan (5)
untuk menyumbang bila ada tetangga atau kerabat yang
hajatan sebesar 36 x Rp 20.000 = Rp 720.000. Dengan
demikian secara keseluruhan untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya dalam setahun Junaidi Hadinoto
mengeluarkan biaya sebesar Rp 6.806.000.
Buruh kulian seperti Banu Ismanto, Dumanto, Bandi-
man, dan Budi Susilo yang membeli hak garap 45 ubin,
adalah orang-orang yang secara intens berinteraksi
dengan tanah mereka. Mereka, sebagaimana petani Desa
Ngandagan pada umumnya mengalami langsung dina-
mika perubahan jenis tanaman di sawah dari masa ke
masa, yaitu pada masa kepala desanya adalah Soemo-
tirto (1947 – 1964), Kartodimejo (1964 – 1989), Haryadi
(1989 – 1998), dan Tono Bakiuni (1998 – sekarang).
152