Page 176 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 176
Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
gan secara pribadi yang diperoleh dengan cara membeli,
maupun karena warisan. Penggarapan tanah Sitenan ini
telah dimulai pada masa Soemotirto, meski ia sendiri tidak
mengaturnya, sebab penggarapan dilakukan secara
meneroka, siapa yang kuat membukanya, seluas itu
pulalah yang dikuasainya.
Menurut Darwino, pada masa Soemotirto, pemba-
gian tanah Ndoro Siten Kusumo Mangunhardjo Besali
tidak dipatok dengan ukuran tertentu, melainkan semam-
punya yang menggarap. Penggarap tanah Ndoro Siten
yang paling luas pada masa itu adalah Kusdiardjo (500
ubin), dan yang paling sempit adalah Mardihardjo (2
ubin). Darwino sendiri tidak kebagian pembagian tanah
Ndoro Siten. 7
Sejalan dengan Darwino, Ponirun (Kepala Urusan
Pembangunan Desa Ngandagan) menyatakan bahwa
pada masa Soemotirto, untuk mendapat garapan Tanah
Siten Kusumo Mangunhardjo Besali tidaklah sulit. Hanya
saja pada masa itu, sebagian besar warga Ngandagan
tidak mau menggarap, karena masih berupa hutan
belukar. Setelah beberapa warga mulai menggarap dan
mendapat hasil yang baik, barulah beberapa warga mulai
menggarap, sampai akhirnya ada 50-an kepala keluarga
yang menggarap tanah Siten tersebut, sampai saat ini.
Menurut Ponirun, ayahnya, yaitu Partowiyono meng-
7 Wawancara dengan Semirejo, 9 Juni 2010.
155