Page 212 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 212
Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
pertamanya itu mendapatkan privilege itu karena dulu
dia yang mengelola tanah tersebut untuk menghidupi
almarhum orang tua mereka. Kakak keduanya, bahkan
tinggal satu pekarangan dengan dia, namun juga tidak
pernah peduli dengan kondisinya. Satu-satunya
kekayaan yang dimiliki adalah sertipikat tanah milik
almarhum ibunya, yaitu STPK HM L 1160 M2 no 38
atas nama Martodimedjo, berupa tanah pekarangan
seluas 30 ubin yang kini ditempatinya bersebelahan
dengan rumah kakak keduanya. Sertipikat tanah
tersebut pernah diagunkan untuk kredit saat anaknya
Yunita sakit tipes dan dirawat selama dua minggu di
puskesmas Pituruh. Sertipikat tersebut diagunkan di
Bank Bhakti Mandiri Purworejo, senilai Rp 1.200.000
dengan cicilan 150.000 selama 12 bulan.
Saat ini dengan mengandalkan kiriman suaminya
dari hasil menjahit di Jakarta yang biasanya hanya
berkisar Rp 400.000-600.000/bulan dan kiriman dari
anaknya Rahayu Rp 300.000/bulan, dan menerima ja-
hitan walaupun tidak menentu hasilnya, Wulandari
mensyukuri semua jalan hidupnya. Sebagian uang
kiriman dari Margista itu digunakan untuk membeli
susu 150.000/bulan unutk cucunya Zahra, dan uang
jajannya Rp 3.000/bulan. Dia juga bersyukur telah me-
miliki rumah yang pelan-pelan diperbaiki dengan hasil
kerja suaminya selama enam tahun dan berdiri di atas
tanah warisan orang tuanya. Dikenangnya perjuangan
untuk bisa mendirikan rumah tersebut, mulai dari
membuat pondasi sampai sekarang bisa menjadi
tempat berteduh. Saat dia memasang genteng, dia ber-
syukur karena tetangganya membantu gotong royong
191