Page 217 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 217
Ahmad Nashih Luthfi dkk.
di bagian pengantar. Beberapa hal yang ditawarkan oleh
dua sarjana tersebut. (1) Transfer kesejahteraan dan (2)
transfer kekuasaan politik berbasis tanah. Selanjutnya,
dalam proses transfer itu penting untuk berpijak pada (3)
kesadaran pelapisan kelas; serta pada (4) sensitivitas atas
perbedaan gender, dan (5) perbedaan etnis. Selain itu, (6)
ia juga harus melek sejarah. Dalam pengertian mem-
punyai perspektif megenai penciptaan atau penemuan
kemakmuran, transfer kekuasaan politik dan penentuan
penerima manfaat dalam suatu tinjauan historis maka
bingkai “keadilan sosial” yang lengkap dapat dikem-
bangkan. Atas dasar semua ini, kebijakan tersebut
selanjutnya dituntut untuk dapat (7) meningkatkan, pro-
duktivitas tanah dan tenaga kerja, serta dapat menyum-
bang pada (8) penciptaan sumber-sumber nafkah yang
lebih beragam dan berkesinabungan.
Pada masa lalu sejarah Ngandagan pernah mem-
praktekkan pengalihan kesejahteraan atau transfer of
wealth melalui perombakan penguasaan dan pemanfa-
atan tanah yang telah kami bahas di bab-bab sebelum-
nya. Kekuatan lembaga desa yang mendorong perom-
bakan itu dan tanpa menggunakan payung hukum.
Melalui perombakan penguasaan dan pemanfaatan
tanah itu berakibat berubah pula relasi kerja agraria di
Ngandagan. Penggarap mempunyai pengakuan terha-
dap penggunaan tanah desa dan penggarapan-nya di-
usahakan secara kolektif. Penguasaan dan status kepe-
196