Page 215 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 215

Ahmad Nashih Luthfi  dkk.
            dalam struktur pemilikan dan penguasaan tanah;
            ketimpangan dalam peruntukan tanah; ketimpangan
            dalam persepsi dan konsepsi agraria. Ketimpangan
            pertama dapat berupa diferensiasi dan pilarisasi sosial,
            ditandai adanya sekelompok orang minoritas yang
            menguasai mayoritas tanah, dan sebaliknya. Ketim-
            pangan kedua seperti dalam peruntukan tanah antara
            pertanian dan non-pertanian yang proses konversi dan
            relasinya berjalan secara konfliktual. Sedangkan ketim-
            pangan ketiga terjadi misalnya antara persepsi hukum
            adat terhadap tanah dengan persepsi modern/Barat. 2
                Konflik yang ingin ditunjukkan dalam cerita Ngan-
            dagan di masa lalu adalah konflik yang bersumber dari
            ketimpangan dalam penguasaan tanah sekaligus perun-
            tukannya. Pengalaman Ngandagan pada akhir periode
            Soemotirto menunjukkan bahwa ketimpangan pemilikan
            dan penguasaan menjadi sebab dari dilaksanakannya
            landreform yang kemudian berakibat pada terjadinya
            konflik agraria. Maka dalam kasus Ngandagan, lebih
            sesuai dengan dalil yang menyatakan bahwa “konflik
            agraria merupakan anak kandung dari reforma agraria”
            daripada dalil yang berbunyi sebaliknya.









                2   Ibid, hlm 45.

            194
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220