Page 230 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 230

Bab VI
                                 Kesimpulan





                   Dalam bab kesimpulan ini akan berusaha dijawab
               beberapa pertanyaan yang menjadi perhatian dalam
               penelitian ini. Pertama tentang proses terjadinya land re-
               form pada tahun 1947 di desa Ngandagan. Landreform
               di Ngandagan tahun 1947 masih menyisakan pertanyaan
               apakah  landreform itu melakukan redistribusi dalam
               bentuk pemberian hak milik ataukah hak garap.  Namun
               jika kita cermati ada perubahan persepsi yang terjadi ter-
               hadap sawah buruhan ini.
                   Semula sawah buruhan adalah tanah kulian (milik
               pribadi) yang secara adat sebagian darinya dapat diberi-
               kan hak garapnya kepada orang lain dengan kompensa-
               si tertentu. Soemotirto pada tahun 1947 melakukan
               redistribusi (kembali) tanah buruhan untuk memperluas
               jaminan akses atas tanah pada rumah tangga tani. Pem-
               berian ini masih berupa hak garap. Dengan keluarnya
               UUPA 1960 hak garap ini mestinya beralih menjadi haK
               milik si penggarap. Sebagaimana dinyatakan bahwa


                                      209
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235